PEMBAHASAN
KATEGORI/PADHARTA SAMKHYA
Pengertian Samkhya Darsana
Samkhya
adalah salah satu dari filsafat India. Sistem ini mengakui Veda sebagai
otoritas tertinggi, oleh karena itu dikelompokkan ke dalam Astika. Tradisi
India mengakui Samkhya sebagai filsafat tertua dalam kasanah filsafat India dan
pengaruhnya masih terasa sampai sekarang.
Ajaran samkhya dibangun oleh Rsi Kapila atau sering dipanggil Rsi Kapila
Muni, ia dikatakan sebagai putra Brahma dan Awatara dari Visnu. Buku tentang
Samkhya yang tertua baru ditulis pada abad kelima sesudah masehi oleh
Iswarahitta. Samkhya Darsana tidak membahas tentang adanya Tuhan. Menurut
Samkhya, bahwa hakekat manusia dan alam semesta terdiri dari dua unsur yaitu
purusa (asas kejiwaan/rohani) dan prakerti (asas badani/materi/jasmani). Purusa
adalah asas kejiwaan yang kekal , berdiri sendiri dan tidak berputar. Jumlah
purusa tidak terbilang, berbeda dengan upanisad, Samkhya tidak mengakui adanya
satu jiwa yang bersifat universal, yang kemudian diantaranya menjadi jiwa
individu. Prakerti adalah sebab terakhir dari alam semesta ini, semua objek di
dunia ini, baik badan, pikiran, perasaan adalah terbatas dan merupakan serentetan dari suatu sebab.
Sebab terakhir inilah yang disebut Prakerti dalam ajaran Samkhya. Prakerti
dibangun oleh triguna yaitu sattva, rajas dan tamas.
Sifat Ajaran Samkhya
1
|
Dalam
epos Mahabharata dan Bagawadgita menggunakan kata Samkhya dalam pengertian
pengetahuan. Samkhya berarti filsafat ilmu pengetahuan yang sempurna. Ada tiga
cara pembuktian (tri pramana) dalam system filsafat Samkhya yaitu : pratyaksa
(pengamatan langsung), anumana (penyimpulan) dan Apta Vakya (penegasan yang
benar). Kata Apta atinya pantas atau benar yang ditunjukkan pada wahyu-wahyu
Veda atau guru-guru yang mendapatkan wahyu. Sistem Samkhya umumnya dipelajari
setelah system Nyaya, karena merupakan sistem filsafat yang hebat, dimana para
filsuf Barat juga sangat mengaguminya, karena secara pasti ia menekankan dualitas, realitas dan pluralistik.
Samkhya menyangkal bahwa suatu benda dapat dihasilkan dari keberadaan. Prakerti
dan purusa adalah anadi (tanpa awal) dan ananta (tanpa akhir/tak terbatas).
Ketidakberbedaan (Aviveka) antara keduanya merupakan penyebab adanya kelahiran
dan kematian. Perbedaan antara purusa dan prakerti memberikan mukti atau
pembebasan. Baik purusa dan prakerti adalah Sat (nyata). Purusa bersifat Asanga
(tak terikat) yang merupakan kesadaran yang meresapi segalanya yang abadi.
Prakerti merupakan si pelaku dan si penikmat, yang tersusun dari asas matei
rohani yang memiliki atau terpengaruh oleh tiga guna atau sifat yaitu sattwam,
rajas dan tamas. Prakerti artinya yang mula-mula. Yang mendahului apa yang
dibuat dan berasal dari kata Pra (sebelum). Prakerti merupakan sumber dari alam
semesta dan ia juga disebut sebagai pradhana (pokok), karena semua akibat
ditemukan padanya dan ia juga merupakan sumber dari segala benda.
2
|
Samkhya
menerima teori pengembangan dan penyusutan, dimana sebab dan akibat merupakan
keadaan yang belum berkembangan dan pengembangan dari satu substansi yang sama.
Dalam system ini tak ada suatu hal sebagai penghancur total, karena dalam
penghancuran, akibat terbawa menjadi penyebab, jadi hanya itu saja masalahnya.
Jadi gambaran sentral dari filsafat Samkhya adalah bahwa akibat benar-benar ada
sebelumnya di dalam penyebabnya, seperti seluruh keberadaan pepohonan yang
dalam keadaan terpendam atau tertidur di dalam benih (biji), demikian pula
seluruh alam raya ini ada dalam keadaan tertidur dalam Prakerti yaitu Avyakta
(tidak berkembang) atau pun Avyakrta (tak terbedakan). Akibat atau hasil tidak
berbeda dengan penyusunnya. Prakerti dalam filsafat Samkhya merupakan
ketidakadaan kecerdasan, prakerti hanyalah benda mati (materi) yang dilengkapi
dengan kemampuan yang tertentu yang disebabkan oleh guna (sifat).
Kategori/Padharta Samkhya
Samkhya memberikan suatu uraian
kategori-kategori yang didasarkan pada ketetapan produktif masing-masing yaitu
:
1. Produktif
(Prakrti)
2. Produktif
dan hasil (Prakrti-Vikrti)
3. Hasil
(Vikrti)
4. Bukan
produktif maupun hasil (Anubyarupa)
3
|
Diagram
mengenai kategori Samkhya :
(1) Purusa (2) Prakerti
(3)
Buddhi
(4) Ahamkara
(5) Manas
(16-20)
Panca Tan Mantra
(6 – 10) Panca Budhdindriya, (11-15)Panca Karmendriya
(21-25)
Panca Mahabhuta
4
|
Dari
Buddhi muncullah Ahamkara, yang merupupakan asas individuasi/keakuan yang
menyebabkan segala sesuatunya memiliki latar
belakang sendiri-sendiri (kepribadian), yang merupakan segi jiwani dari
ahamkara tersebut. Fungsi ahamkara ialah merasakan rasa aku. Dengan Ahamkara
sang diri merasa memiliki. Sesuai dengan Tri Guna, maka Ahamkara pun terdiri
dari tiga macam yaitu : Ahamkara Sattwika bila unsure Sattwam yang unggul,
Ahamkara Rajasika bila unsure rajas yang lebih unggul, Ahamkara Tamasika bila
unsure tamas yang unggul.
5
|
Perkembangan
fisik menghasilkan asas dunia luar, yang disebut 5 unsur dan perkembangannya
melalui 2 tahapan yaitu pada tahapan pertama munculnya lima unsure-unsur halus
(panca tanmantra) yaitu sari-sari benih suara, sari rabaan/sentuhan, sari
warna, sari rasa, dan sari bau.
Pada
tahapan kedua terjadilah kombinasi dari unsure-unsur halus yang menimbulkan
unsure-unsur kasar yang disebut Panca mahabhuta (ether, bayu, teja, apah dan
prthiwi). Pengkombinasian itu sebagai berikut: dari unsure suara
menimbulkan/terjadilah akasa (ether/ruang), dari unsure suara dan rabaan
menimbulkan vayu (udara). Dari unsure warna, suara dan rabaan menimbulkan agni
(tejah/api), dari unsure suara, rabaan, warna dan rasa menimbulkan apah (air)
dan unsure suara, rabaan, warna, rasa dan bau menimbulkan prthiwi (tanah). Sesuai
dengan perkembangannya maka unsure-unsur kasar (bhuta) memiliki sifat yang
sesuai dengan unsure pembentuknya yang lebih dominan yaitu ruang (ether)
memiliki sifat suara, udara memiliki sifat raba (sentuhan), api memiliki sifat
warna atau bentuk, air memiliki sifat rasa dan tanah memiliki sifat bau.
6
|
Demikian
penjelasan mengenai kategori-kategori samkhya yang berhubungan dengan proses
pengembangan dan penyusutan.
7
|
KESIMPULAN
Dari
penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Samkhya merupakan
ajaran filsafat yang tertua yang membahas mengenai proses pengembangan dan
penyusutan alam semesta. Samkhya juga memilik dua zat asasi yang bersama-sama
membentuk alam semesta yaitu purusa dan prakerti. Purusa adalah asas kejiwaan
yang kekal , berdiri sendiri dan tidak berputar. Prakerti adalah sebab terakhir
dari alam semesta ini, semua objek di dunia ini, baik badan, pikiran, perasaan
adalah terbatas dan merupakan serentetan
dari suatu sebab
Adapun
kategori-kategori mengenai Samkhya yang terdiri dari 25 prinsip atau Tattva.
Kategori-kategori terbagi kedalam empat kelompok yaitu meliputi :
1. Produktif
(Prakrti)
2. Produktif
dan hasil (Prakrti-Vikrti)
3. Hasil
(Vikrti)
4. Bukan
produktif maupun hasil (Anubyarupa)
Keempat
klasifikasi diatas termasuk 25 prinsip atau Tattva. Prakerti atau pradhana
(pokok) merupakan produktif murni dan sumber dari semuanya, tujuh prinsip
berikutnya yaitu kecerdasan (buddhi), keakuan (ahamkara) dan 5 tanmantra (
dasar halus) adalah hasil dan produktif. Buddhi merupakan produktif, karena
keakuan atau ahamkara berasal dari pengembanganya, tetapi ia juga dihasilkan
dari pengembangan prakrti. Ahamkara disamping juga merupakan hasil, ia juga
produktif, karena menjadi sumber dari 5 dasar halus atau tanmantra. Ke-16
prinsip berikutnya yaitu sepuluh organ
(persepsi dan gerak), pikiran dan 5 unsur (bhuta), hanya merupakan hasil yang
tak dapat menghasilkan substansi pokok lain yang berbeda dengan dirinya. Purusa
atau roh, bukanlah hasil ataupun produk, karena purusa tanpa atribut.
8
|
TUGAS
DARSANA
KATEGORI/PADHARTA SAMKHYA
Dosen
Pengampu :
Ketut
Bali Sastrawan, S.Ag. M.Pd.H.
Oleh
:
Kelompok
6 : PAH A
1.
I
Gd Wira Nusa Saputra 10.1.1.1.1.3858
2.
I
Gede Ngurah Swastawa 10.1.1.1.1.3860
3.
Putu
Indra Suartawan 10.1.1.1.1.3861
4.
Ni
Made Anggra Wahyuni 10.1.1.1.1.3862
5.
Ni
Putu Wahyu Putri Pratami 10.1.1.1.1.3863
INSTITUT
HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
FAKULTAS
DHARMA ACARYA
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU
2012
DAFTAR
PUSTAKA
-
Ngurah, I Gusti Made, dkk. 1999. Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan
Tinggi. Paramita : Surabaya.
-
Nurkancana, Wayan.1995.Tuhan Jiwa Alam Semesta Menurut Sad Darsana.
Yayasan Dharma Naradha: Denpasar.
-
Maswinara, I Wayan.1999.Sistem Filsafat Hindu (Sarva Darsana
Samgraha). Paramita: Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar