MEREVIEW BUKU LAYA YOGA
(Ni Made Anggra Wahyuni)
I. PENGERTIAN
LAYA YOGA
Laya yoga adalah aliran yang lebih memfokuskan perhatian
pada pembakitan Cakra tubuh, dimana cakra-cakra tersebut memiliki kemampuan
masing-masing. Peningkatan Cakra-cakra
yang ada itu diakbitkan oleh bakitnya Kundalini dari Cakra bawah sampai pada
Cakra Mahkota. Daya bathin yang
ditimbulkan oleh Cakra-cakra tersebutlah yang disebut dengan “Laya”.
Akibat
bergeraknya Kundalini akan meningkatkan
kemapuan cakra dan disamping itu juga akan terbuka pintu penghubung antara
Badan fisik dan badan astral. Tujuan
dari Laya Yoga atau Kundalini Yoga adalah untuk mempersatukan Atman dengan
Braman. Penyatuan Atman dengan Brahman
harus dilakukan melalui tiga aspek yaitu :
1.
Melalui
Tapa yaitu upaya pembersihan diri baik lahir maupun bhatin.
2. Swadhyaya yaitu mempelajari
kerohanian
3. Iswara Pranidhana yaitu penyerahan
sepenuhnya kepada Tuhan, berbhakti pada Tuhan
Dengan belajar Laya Yoga kita akan dapat merasakan suatu
kenikamatan dan kebebasan, berbarengan dengan bangkitnya Kundalini Yoga (Api
Ular). Kundalini Yoga adalah Yoga yang mempelajari tentang Api Ular atau
Kundalini Sakti, serta cara membangkitkan Api Ular dari Cakra Dasar sampai pada
Cakra Mahkota.
A. Lapisan
Kesadaran Manusia
1.
Kesadaran
Biasa
Kesadaran biasa sering disebut sebagai kesadaran fisik,
karena kesadaran ini berasal dari tubuh fisik. Ingatan yang dimiliki oleh
kesadaran ini sifatnya terbatas yaitu hanya pada kehidupan ini saja. Kesadaran
fisik akan hilang pada saat manusia meninggalkan tubuh fisiknya.
2. Kesadaran Bawah Sadar
Kesadaran bawah sadar juga disebut kesadaran jiwa,
sifatnya permanen. Ingatan dan pengetahuan pada kehidupan sebelumnya masih
dimiliki oleh kesadaran jiwa. Jadi karma yang dilakukan pada kehidupan yang
lalu akan dibawa masuk ke dalam tubuh fisik oleh jiwa.
3. Kesadaran Agung
Kesadaran agung atau kesadaran Atma, dimana Atma telah
memiliki unsure-unsur Brahman, maka
getaran Atman amat tinggi. Ketika Atman akan masuk ke tubuh fisik, dia harus
melewati perantara yang berlapis-lapis. Inilah sebabnya tubuh manusia terdiri dari banyak lapisan.
B. Tujuh Lapisan Tubuh Manusia ditinjau
dari sudut Spiritual
Ada beberapa
lapisan tubuh manusia selain tubuh fisik. Lapisan tubuh ini jarang diketahui
dari ilmu kedokteran. Adapun
lapisan-lapisan tubuh tersebut yaitu :
1. Tubuh Fisik
Tubuh fisik merupakan tubuh yang paling nyata. Dimana
tubuh fisik digunakan sebagai pengekspresian dari tubuh-tubuh yang lain. Antara
tubuh fisik dengan tbuuh lain saling terkait, apabila tubuh yang lain tidak
menghiraukan tubuh fisik dalam pengembangannya tidak akan seimbang.
2. Tubuh Emosi
Tubuh Emosi atau Tubuh semangat adalah tubuh tempat
penyimpanan emosi. Orang dalam mengekspresikan diri dapat dilakukan dengan
tertawa terbahak-bahak ataupun menangis sedih tanpa kendali.
3. Tubuh Mental
Pada tubuh mental inilah manusia mulai berpikir, belajar
dan menciptakan sesuatu. Latihan-latihan yang cukup harus dilakukan untuk
menjaga agar tubuh mental memiliki pandangan yang selalu luas dan positif.
4. Tubuh Intuisi
Tubuh
intuisi dianggap sebagai tubuh spiritual, karena tubuh intuisi terdapat
ditengah-tengah antara tiga tubuh duniawi dan tubuh spiritual. Tubuh ini juga
sering disebut sebagai tubuh perasaan yang artinya sebagai penyeimbang antara
alam duniawi dengan alam spiritual.
5. Tubuh Atman
Tubuh
Atman adalah tubuh yang memiliki getaran lebih tinggi dari tubuh fisik, emosi,
mental dan tubuh intuisi. Tubuh Atma adalah pusat karisma. Dimana
dalam tubuh inilah seseorang merasa mengetahui segala sesuatu atau merasa lebih
dari orang lain.
6. Tubuh Monad
Dalam tubuh inilah orang merasa bersalah terhadap setiap
masalah yang menimpa orang lain. Pembersihan
pada tubuh ini dapat dilakukan melalui jalan mengungkapkan segala karma
terdahulunya. Dengan bersihnya badan monad seseorang akan mempunyai tujuan
dalam hidupnya.
7. Tubuh Brahman
Tubuh yang telah merasa bersatu dengan
Tuhan Yang Maha Esa. Biasa orang yang mempunyai iman kuat akan dapat lebih
mudah mencapai penyatuan dengan Brahman.
C. Lapisan Badan
Manusia Menurut Para Yogi Di India
Adapun pengklasifikasian lapisan badan
menurut ajaran Yoga yang meliputi :
1.
Klasifikasi lapisan badan menurut kaum
yogi di Himalaya Utara India, yang meliputi :
1)
Badan
kasar atau badan fisik
Sebelum ingin menghubungkan diri dengan
Sang Atman terlebih dalulu kita harus membersihkan tubuh fisik. Jika badan
fisik tidak bersih penggunaan energy Ketuhanan akan terhalang.
2)
Badan Etherik atau badan kembaran
Badan etherik merupakan badan kembaran dari badan fisik
kita. Badan etherik tidak dapat terpisah dari badan fisik. Jika orang telah
meninggal, badan etherik inilah yang biasanya disebut-sebut sebagai hantu
kuburan. Namun badan etherik ini akan terurai
bersamaan dengan terurainya badan fisik.
3) Badan pikiran atau badan mental
Badan pikiran adalah badan yang terlibat dalam segala
susunan badan manusia.
4) Badan Astral
Badan astral adalah badan dimana tempat segala keinginan
dan nafsu itu berada. Badan Astral memiliki warna yang berbeda-beda sesuai
dengan pikiran orang tersebut.
5) Badan Intuisi
Pada badan inilah semua penyimpanan karma kita, dimana
karma ini yang akan mementukan kelahiran kita berikutnya.
6) Badan Jiwa
Badan Jiwa adalah badan yang merasakan dan mengenal
segala sesuatu, membedakan baik dan
buruk.
7) Badan Atman
Badan yang telah merasakan suatu kemenunggalan dengan
Brahman. Dimana hal tersebut hanya dapat dirasakan melalui Meditasi.
2.
Klasifikasi lapisan badan menurut kaum
yogi di India membagi lapisan badan menjadi :
1) Annamaya Kosa
Annamaya Kosa adalah lapisan badan yang
dibangun dari unsure makanan dan minuman.
2) Pranamaya Kosa
Pranamaya Kosa adalah badan yang terbentuk dari
unsure/energy seperti udara.
3) Manomaya Kosa
Manomaya Kosa, seperti katanya “Mano” artinya pikiran,
jadi manomaya kosa adalah badan yang disusun dari unsure pikiran.
4) Vijnanamaya Kosa
Vijnanamaya Kosa adalah badan yang dibentuk dari unsure
kebijaksanaan.
5) Anandamaya Kosa
Anandamaya kosa adalah badan badan kebahagiaan sejati
atau badan kebahagiaan yang transenden (spiritual).
II. PERANAN
KUNDALINI DALAM LAYA YOGA
A.
Kundalini
dan Yoga
1. Kundalini
Kundalini
dalam tubuh manusia terletak pada Cakra Dasar yang biasa disebut dengan Kanda
yaitu cakra yang berada diantara kelamin dan anus. Kundalini berasal dari kata
Kundala yang berarti Tergelung.
Kundalini sering juga disebut Ular Api. Kundalini diperlukan untuk keperluan
peningkatan jiwa. Selain Kundalini manusia juga membutuhkan Prana. Kundalini
tidak nampak bila dilihat dengan mata biasa. Bentuk Kundalini tersebut seperti
Ular melingkar tiga setengah kali lingkaran menutup pintu susumna dengan
kepalanya.
Ada dua kelompok kekuatan bhatin
kundalini yaitu :
1)
Delapan kekuatan bhatin yang besar
meliputi :
a.
Anima adalah suatu kemampuan untuk
mengecilkan diri menjadi sekecil apapun yang dia inginkan (para yogi).
b.
Mahima adalah suatu kemampuan untuk membesarkan tubuh, sebesar yang ia inginkan.
c.
Laghima adalah suatu kemampuan untuk
meringankan tubuh, seringan yang ia inginkan, sehingga ia dapat terbang di
udara.
d.
Garima adalah suatu kemampuan untuk
membuat tubuh menjadi berat, seberat yang ia inginkan, bahkan bisa menjadi
seberat gunung.
e.
Prapti adalah suatu kemampuan untuk
mencapai apapun yang ia inginkan, mengirim pesan melalui pikiran dengan orang
lain.
f.
Prakamya adalah suatu kemampuan untuk
bertahan di dalam air selama yang ia inginkan.
g.
Vasitvam adalah kemampuan untuk melawan
nafsu atau keinginan yang ada dalam diri dan menahan perasaan.
h.
Ishatvam adalah kemampuan untuk
menghidupkan orang yang telah mati.
2) Kekuatan bhatin yang kecil
a.
Bebas dari rasa lapar dan haus
b.
Tidak terpengaruh oleh panas dan dingin
c.
Bisa mengatasi rasa suka dan tidak suka
d.
Dapat melihat dengan mata bhatin dan
mendengar dengan telinga bathin serta dapat mengatasi pikiran.
e.
Dapat mengambil wujud sesuia dengan apa
yang ia inginkan.
f.
Dapat memasuki badan orang lain dan
dapat menghidupkan badan yang sudah mati.
g.
Ia dapat mati apabila ia menghendaki
dan dapat memperoleh apa yang ia inginkan.
h.
Ia mengetahui masa lalu, masa kini dan
masa depan.
i.
Dapat berpindah kesegala tempat yang ia
suka.
j.
Ia dapat memindahkan benda dari satu
tempat ke tempat yang lain serta ia dapat menghilangkan benda.
k. Mampu meramal
l.
Mampu menyembuhkan orang yang sakit.
m.
Mampu mempengaruhi seseorang melalui
sugesti.
Kundalini terletak pada cakra dasar. Cakra dasar memiliki
4 daun yang masing-masing memiliki kecenderungan yang menarik manusia untuk
menjadi :
a)
Dharma
adalah keinginan untuk melakukan kebenaran
b)
Artha adalah keinginan akan harta benda
c) Kama adalah keinginan fisik
d) Moksa adalah keinginan untuk
mencapai kelepasan.
2. Yoga
Ajaran yoga
bersumber dari kitab suci Weda. Adapun metode-metode yang diajarkan sesuai
dengan tingkat perkembangan rohani seseorang yang disebut metode yoga.
Difinisi
lain mengenai Yoga yaitu :
1) Yoga adalah pengendalian pikiran
2)
Yoga berarti mengatur semua pikiran
agar tak mudah terpengaruh.
3)
Yoga adalah proses penyatuan kesadaran
diri dengan kesadaran tertinggi.
Weda menyediakan
berbagai jenis Yoga untuk keperluan :
a. Hatta
Yoga
Dalam hatta yoga diajarkan mengenai cara mengatur nafas dan mengatur sikap
badan agar menjadi baik, agar proses yoga berjalan dengan baik.
b. Mantra Yoga
Pengucapan kalimat-kalimat suci dengan penuh perhatian
dan kebhaktian, agar tercapai suatu konsentrasi yang tinggi.
c.
Laya Yoga atau Kundalini Yoga
Laya yoga
adalah suatu latihan dalam rangka
pembangkitan Kundalini dan cakra-cakra yang ada dalam tubuh.
d. Karma Yoga
Karma yoga meliputi
yoga perbuatan yang tidak mengharapkan hasil dari perbuatan tersebut.
e. Bhakti
Yoga
Yoga yang
memprioritaskan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kepada alat-alat suci,
lambing, ritual yang dapat menghubungkan diri kepada alam semesta.
f. Jnana Yoga
Yoga yang dilakukan dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan.
Dimana dalam mempelajari ilmu pengetahuan harus didasari oleh pikiran yang
jernih. Karena dengan pikiran yang jernih, akan dapat mencapai kesadaran
tentang pribadi yang sebenarnya.
g. Raja Yoga
Menarik seluruh indria dari ikatan duniawi untuk mencapai
kesadaran pribadi. Melepaskan ketenangan jasmani dan mengembangkan perasaan
tidak mudah terikat , agar dapat mencapai perasaan yang sepenuhnya dibawah
pengendalian rohani.
Menurut
Rsi Patanjali ada 5 tahapan bergejolaknya pikiran untuk mencapai Samadhi yang
meliputi :
a) Ksipta adalah pertemuan antara rajas dan tamas,
sifat-sifat yang dimiliki angkuh, ego, rakus, selalu menginginkan suatu yang
mahal, memiliki jiwa yang keras.
b) Mudha adalah
lebih dipengaruhi oleh tamas, sifatnya malas, bodoh, dan dungu. Dalam tingkatan
ini pikiran sudah ditenggelamkan oleh sifat tamas. Hidup menjadi malas, mudah
putus asa, semua jalan dirasakan buntu, tak ada gunanya.
c)
Wiksipta adalah lebih dipengaruhi oleh
sifat rajas, sifatnya ego besar. Karena pengaruh rajas lebih besar biasanya
orang memiliki semangat yang menggebu-gebu, ambisius dalam menggapai sesuatu,
tetapi dalam mengambil keputusan pemikiran dari akal sehat ditinggalkan.
d) Ekagra adalah
lebih dipengaruhi sifat sattwam. Dalam bagian ini pikiran sudah mulai diarahkan
pada objek-objek yang baik (Dhyana).
e)
Nirudra artinya terkendalikan. Dalam
tahap ini pikiran tidak lagi terpengaruh, pikiran sepenuhnya telah terkendalikan.
Dalam Nirudra ada 4 konsep/ cara menghubungkan diri dengan Tuhan meliputi :
(a)
Savitarka adalah proses penghubungan
diri dengan Tuhan melalui objek kasar seperti dengan padmasana, pratima, dll.
(b)
Sawicara adalah proses penghubungan
diri dengan Tuhan menggunakan objek halus (panca tanmatra
(c)
Sananda adalah proses penghubungan diri
dengan Tuhan menggunakan objek yang sangat halus (rasa indria/pikiran)
(d)
Samika adalah mengejar Tuhan dalam
diri.
B. Cakra dan Fungsinya
1. Cakra
1) Pengertian Cakra
Cakra adalah energy yang berputar bagian daripada tubuh
bioplasmik. Tubuh
bioplasmik memiliki tiga cakra yaitu :
(1)
Cakra Mayor ( Cakra Utama) adalah cakra
yang paling penting. Cakra mayor terbagi menjadi 2 kelompok yang meliputi :
a.
Kelompok cakra yang mempengaruhi
seluruh fungsi tubuh yang meliputi :
a) Cakra dasar
b) Cakra limpa
c) Cakra pusar
d) Cakra jantung
e) Cakra tenggorokan
f) Cakra mata tiga
g) Cakra mahkota
b.
Kelompok cakra yang mempunyai fungsi
khusus meliputi :
a) Cakra Meng-Mein
b) Cakra seks
c)
Cakra solar plexus (Ulu Hati)
d) Cakra dahi
(2) Cakra Minor (Cakra biasa)
(3) Cakra Mini
2. Fungsi Cakra
(1)
Secara umum cakra memiliki beberapa
fungsi yaitu :
a.
Menyerap, mencerna dan menyebarkan
energy keberbagai bagian tubuh.
b.
Mengendalikan dan bertanggung jawab
atas berbagai fungsi dari tubuh fisik secara benar.
c.
Cakra sebagai pusat kemampuan psikis.
(2) Fungsi masing-masing cakra mayor
yaitu :
a. Cakra Dasar
a)
Cakra dasar berfungsi sebagai
akar/dasar/ pusat energy dari tubuh fisik.
b)
Cakra dasar berfungsi mengendalikan,
dan memberikan energy kepada tubuh.
c)
Cakra dasar juga mempengaruhi panas
tubuh.
b. Cakra Seks
a)
Cakra seks berfungsi memberikan energy
kepada organ seks dan kandung kencing.
b)
Cakra seks berfungsi untuk mempengaruhi
aktivitas seksual seseorang.
c. Cakra Meng-mein
a)
Cakra meng-mein berfungsi sebagai
tempat energy dan bertanggung jawab terhadap aliran energy tersebut.
b)
Cakra meng-mein berfungsi memberikan
energy kepada ginjal dan kelenjar adrenal dan mengatur tekanan darah.
c)
Cakra meng-mein juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan dan keselarasan energy dalam tubuh.
d. Cakra Pusar
a)
Cakra pusar berfungsi untuk
mengendalikan dan memberikan energy
kepada usus kecil, usus besar dan usus buntu.
b)
Cakra pusar juga berfungsi untuk
menarik masuk, mendistribusikan dan mengasimilasi energy.
e. Cakra Limpa
Cakra limpa berfungsi sebagai tempat masuknya udara atau
prana.
f. Cakra Solar Plexus
a) Cakra solar plexus berfungsi untuk
mengendalikan dan memberikan energy kepada diagframa, pancreas, hati, lambung,
usus besar, usus halus, usus buntu, jantung, paru-paru dan bagian tubuh
lainnya.
b)
Cakra solar plexus berfungsi sebagai
tempat memproses energy.
g. Cakra Jantung
a)
Cakra jantung berfungsi mengendalikan
dan memberikan energy kepada jantung dan system peredaran darah.
b)
Cakra jantung berfungsi sebagai
pengembangan perasaan.
h. Cakra Teggorokan
Cakra tenggorokan berfungsi mengendalikan dan memberikan
energy ketenggorokan. Apabila terjadi gangguan pada cakra ini akan
mengakibatkan timbulnya penyakit seperti gondok, sakit tenggorokan, dan
lainnya.
i.
Cakra
Ajna
Cakra Ajna
berfungsi mengendalikan dan memberikan energy pada otak. Apabila ada gangguan
pada cakra ini akan mengakibatkan timbulnya penyakit pada mata dan hidung.
j.
Cakra Dahi
Cakra dahi berfungsi mengendalikan dan
memberikan energy pada kelenjar pineal dan system syaraf. Apabila terjadi
gangguan pada cakra ini akan mengakibatkan timbulnya penyakit seperti
kehilangan daya ingat, kelumpuhan dan sakit ayan (epilepsy).
k. Cakra Mahkota
Cakra mahkota berfungsi mengendalikan dan memberikan
energy kepada kelenjar pineal otak dan seluruh tubuh. Cakra ini merupakan salah satu
tempat masuknya energy (Prana).
III. KEBANGKITAN KUNDALINI DAN ASPEK PERJALANAN MELALUI
CAKRA-CAKRA DALAM TUBUH ETHERIK
1.
Tubuh
Manusia
1) Tubuh fisik
manusia terdiri dari 2 tubuh yang meliputi :
(1) Tubuh fisik
yang dapat dilihat dengan kasat mata.
(2) Tubuh etherik
tubuh yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata atau sering disebut dengan
tubuh kembaran.
2) Beberapa hal
yang berhubungan dengan badan etherik
meliputi:
(1) Tubuh etherik
adalah tempat atau wadah dari prana (energy).
(2)
Tubuh etherik memiliki banyak nadi untuk
mengalirkan energy prana yang ada.
(3)
Tubuh etherik merupakan kembaran dari
tubuh fisik.
(4)
Tubuh etherik memiliki beberapa cakra
dan beberapa cakra tersebut digunakan sebagai pusat psikis.
(5)
Antara tubuh fisik dengan tubuh etherik
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
2.
Memasukkan/Mengeluarkan energy dari
suatu cakra
Cara memasukkan energy ke dalam suatu cakra dilakukan
dengan melakukan gerakan yang searah dengan arum jam. Dan sebaliknya cara
mengeluarkan energy cakra dengan melakukan gerakan berlawanan dengan arah jarum
jam.
3.
Pemberian Energi kepada benda sebagai
suatu sarana perantara untuk memasukkan energy kepada suatu Cakra
1)
Untuk memasukkan energy ke dalam cakra
dapat dilakukan melalui perantara seperti air, makanan, jamu, obat, pembalut
luka dan lain sebagainya.
2)
Pemberiaan energy dapat juga dilakukan
dengan menggunakan sarana fisik yang telah mengandung energy.
4.
Bahan yang bersifat isolasi terhadap
energy
Ada beberapa bahan yang bersifat isolasi terhadap energy
seperti sutera, karet dan kulit. Maka dari itu orang yang ingin dibantu dalam
pemberian energy kepadanya tidak boleh menggunakan sesuatu yang berhubungan
dengan sutera, karet dan kulit.
5.
Nadi-nadi
dan Cakra
Dalam tubuh etherik juga terdapat
nadi-nadi. Nadi-nadi inilah yang berfungsi untuk mengalirkan energy ke seluruh
tubuh. Badan etherik terdiri dari 72.000 nadi. Semua nadi tersebut keluar dari
Kanda (sumber nadi). Kanda berpusat di Muladhara Cakra (Cakra dasar). Ada 14
nadi yang dikatakan penting yang meliputi :
1) Susumna atau Brahmarandha
2) Ida (lubang hidung kiri)
3) Pingala (lubang hidung kanan)
4) Gandhari (mata kiri)
5) Hastajihva (mata kanan)
6) Kuhu (daerah kemaluan)
7) Saraswati
8) Pusa (telinga kanan)
9) Yasasvini (telinga kiri)
10) Sankhini (anus)
11) Alambusa (mulut)
12) Payasuini
13) Varuni
14) Visvodhara
6. Energy Ketuhanan
1)
Energy Ketuhanan dialirkan disepanjang
Susumna. Energy utama ini didukung oleh dua energy yaitu Ida dan Pingala.
Energy pada Ida adalah energy yang memiliki sifat kewanitaan dengan symbol
bulan dan siapa yang mampu menguasai
energy ini akan mempu menguasai emosinya. Sedangkan energy Pingala bersifat
laki-laki dengan symbol matahari dan siapa yang mampu menguasai energy ini akan
mampu menguasai pikirannya.
2)
Energy Ketuhanan ke dalam cakra
membentuk garis tegak lurus dengan gerakan melingkar, seakan merupakan suatu
pusat roda dan pancaran sinar merupakan jari-jari roda. Dengan menggunakan jari-jari ini energy
seolah mengikat badan astral dan etherik menjadi satu kesatuan.
7.
Kebangkitan
Kundalini
Kundalini dapat dibangkitkan dengan
berbagai cara antara lain dengan Raja Yoga, Hatta Yoga, Mantra Yoga dan
lainnya. Dalam Ilmu
Yoga teknik membangkitkan Kundalini ada 4 hal yaitu :
1)
Dengan memadukan energy Prana dan
Apana. Prana adalah tenaga Etherik yang berpusat di jantung. Sedangkan Apana
adalah tenaga etherik yang berpusat di alat reproduksi (kelamin). Dengan
memadukan kedua tenaga ini, akan timbul percikan-percikan kecil yang membuat
kundalini bangkit.
2)
Melalui penyatuan antara tenaga yang ada pada
nadi Ida dan Pingala. Tenaga yang ada pada nadi Ida sebagai tenaga dingin
dan tenaga yang ada pada nadi Pingala sebagai tenaga panas. Dengan menyatukan
tenaga ini, maka simpul yang mengikat Kundalini akan mengendor sehingga tanaga
Kundalini akan dapat bangkit
3) Penyatuan
antara tenaga Rajas dan Retas. Rajas adalah sari manusia yang letaknya 2 jari
di bawah pusar. Sedangkan Retas adalah sari manusia yang terdapat di puncak
kepala. Rajas dianggap sebagai tenaga panas (matahari) dan Retas dianggap
sebagai tenaga dingin (bulan). Penyatuan
tenaga inilah yang akan dapat membangkitkan Kundalini.
4)
Mengikat Kundalini di Cakra Mahkota.
8. Metode Pernafasan dalam
Membangkitkan Kundalini
1) Pernafasan Jambangan
Pernafasan Jambangan dalam bahasa Sansekerta disebut juga
sebagai Kumbhaka yaitu teknik menarik Apana dari Cakra Dasar untuk di bawa ke atas
ke dalam Dan-Tien. Teknik ini biasanya dilakukan sambil duduk bersila dengan
kedua tangan disisi, terlihat seperti jambangan.
2)
Pernafasan Bandha Traya (Tiga Kunci)
Teknik pernafasan ini disebut sebagai
Tiga Kunci karena menggunakan tiga tahapan penguncian yaitu :
(1)
Mula
Bandha
Mula Bandha adalah teknik penguncian
dengan cara menarik Apana ke atas, bersamaan dengan ditariknya Apana ke atas
otot di sekitar kelamin dan anus ditarik ke atas dan ditahan.
(2)
Uddiyana
Bandha
Uddiyana Bandha adalah teknik penguncian
dengan cara menghembuskan nafas sambil menekan perut ke belakang.
(3)
Jalandhara
Bandha
Jalandhara Bandha yaitu teknik
penguncian dengan cara menarik kepala kebelakang sedikit, lalu di tekuk ke
depan sampai menyentuk dada.
3) Pernafasan Orbit Mikrokosmos
(1) Pernafasan yang dilakukan dengan
menarik nafas dibarengi oleh gerak pikiran untuk menarik Prana yang berwarna
putih, dimana posisi lidah sebagai tombol untuk menekan, sehingga terbentuk
orbit mikrokosmos.
(2)
Lakukan Kumbhaka yang mnyatakan
kundalini telah bangkit di Kanda lalu disalurkan ke Cakra Dasar dan disalurkan
melalui Susumna.
(3)
Kundalini yang telah bangkit melalui
Recaka, energinya akan dirasakan mengalir melalui Cakra Ajna.
(4)
Laksanakan
orbit keseimbangan untuk keseimbangan tubuh. Dengan urutan yaitu pada saat
puraka Prana ditarik dari Cakra Dasar ke Cakra Mahkota, dan saat Kumbhaka di
tahan di Cakra Mahkota, sedangkan pada saat Recaka lakukan keseimbangan dengan
mengalirkan Prana pada dua tempat pelepasan yaitu di punggung dan di telapak
kaki.
IV.
KORELASI CAKRA DENGAN SENJATA NAWA
DEWATA
1. Hakekat
hubungan Skala-Niskala (Nyata-Tidak Nyata)
1) Istilah Skala-Niskala
a.
Skala artinya berwujud dalam ruang dan
waktu. Skala berarti ilmu pengetahuan yang berwujud menempati ruang dan waktu
yang sifatnya tidak tetap atau semu.
b. Niskala adalah
suatu yang tidak berwujud, tidak dapat diumpamakan dan lainnya.
2)
Konsepsi
Skala-Niskala
Konsepsi Skala-Niskala dalam masyarakat
bali adalah suatu yang bertentangan (Rwa Bineda). Namun suatu perbedaan ini
tidak perlu dipertentangkan melainkan harus dihamorniskan. Sehingga kata
harmonis bila dilihat dari segi aktivitasnya dapat mengandung arti:
(1)
Diserasikan kesatuan polanya, bentuk
atau strukturnya.
(2) Diserasikan kesatuan gerak atau
proses
(3)
Mengusahakan persesuaian, perimbangan
diantara hal-hal yang tidak sepadan.
2.
Hubungan Manusia dengan Alam Semesta
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan budi.
Hubungan manusia dengan alam sangat erat. Dimana manusia dan alam memiliki
sifat identik yaitu pada manusia ada unsure Purusa (Atman) yang merupakan
unsure aktif dan unsure Prakrti (Pradhana) yaitu badan wadag (kasar) yang
merupakan unsure pasif. Demikian pula alam semesta terdiri dari unsure
Paramatma (Tuhan) sabagai Purusa dan ala mini sebagai unsure Prakrti. Adapun
komponen-komponen yang berhubungan antara manusia dengan alam yaitu :
No
|
Komponen
|
Uraian masing-masing Komponen
|
||
Alam
|
Manusia
|
Alam
|
Manusia
|
|
a.
|
Swah
Loka
|
Antahkarana
Sarira
|
1. Bhatara
Siwa = Rudra
2. Sang
Purusa = Brahma
3. Awyakta
= Wisnu
|
1. Atma
2. Jiwa
3. Kehidupan
|
b.
|
Bhuwah
Loka
|
Suksma
Sarira
|
1. Buddhi
bersifat sattwam
2. Ahamkara
bersifat rajas
3. Panca
Tan Matra bersifat Tamas
4.
Manah
bersifat kehendak (asas akan dan pikiran)
|
1. Prilaku,
watak
2. Individu,
egoism
3. Pengendali-
an/pengge-
rak
indra
4. Pikiran
dan perasaan
|
c.
|
Bhur
Loka
|
Sthula
Sarira
|
1. Akasa
menjadi Sabda
2. Bayu
menjadi tenaga kekuatan tumbuh
3. Agni
menjadi panas
4. Apah
menjadi zat cair
5. Prthiwi menjadi zat padat (alam
semesta)
|
1. Ucapan
(perkataan)
2. Energy/
tenaga
3. Penggerak
tubuh
4. Darah,
keringat
5. Badan
kasar
|
Tubuh manusia terdiri dari tiga badan
yaitu Antahkarana Sarira (badan penyebab), Suksma Sarira (badan pikiran dan
perasaan), Sthula Sarira (badan kasar), sedangkan Tubuh Alam Semesta terdiri
dari tiga badan yaitu Swah Loka (badan Nirwana), Bhuwah Loka ( Badan
intelegensia Universal), dan Bhur Loka ( badan Alam Semesta). Antara badan yang ada pada tubuh manusia
dengan badan yang ada pada alam satu sama lain akan saling berhubungan erat
sesuai dengan tingkatannya.
3. Hubungan Cakra-cakra yang ada di tubuh
manusia dengan senjata Nawa Dewata di alam semesta
Secara keseluruhan cakra manusia sebanyak
365 titik yang terdiri dari Cakra Mayor (Utama) adalah sebanyak 11 titik, Cakra
Minor (Sedang) adalah sebanyak 314 titik, dan Cakra Mini (Kecil) adalah
sebanyak 40 titik. Hubungan antara cakra-cakra yang ada pada tubuh manusia bila
dikaitkan dengan Nawa Dewata yang berjumlah 9 dapat dilihat pada table berikut
ini yaitu :
No urut
|
Nama cakra
|
Letaknya di
|
Warnanya
|
Dewa Nawa
Dewata
|
Senjata Nawa
Dewata
|
1.
|
Cakra Dasar
|
Tulang ekor
|
Kuning
|
Mahadewa
|
Nagapasa
|
2.
|
Cakra Seks
|
Tulang Pulvis
|
Hijau
|
Samkara
|
Angkus
|
3.
|
Cakra Pusar
|
Pusar
|
Merah
|
Brahma
|
Gada
|
4.
|
Cakra Limpa
|
Limpa
|
Putih
|
Iswara
|
Bajra
|
5.
|
Cakra Solar Plexus
|
Ulu hati
|
Merah muda
|
Mahesora
|
Dupa
|
6.
|
Cakra Jantung
|
Jantung
|
Hitam
|
Wisnu
|
Cakra
|
7.
|
Cakar Tenggorokan
|
Tenggorokan
|
Orange
|
Rudra
|
Moksala
|
8.
|
Cakra Ajna
|
Trikute (antara alis)
|
Biru
|
Sambhu
|
Trisula
|
9.
|
Cakra Mahkota
|
Puncak Kepala
|
Ungu Keemasan
|
Siwa
|
Padma
|
V.
MEMBANGKITKAN DAN MEMANFAATKAN SENJATA
GAIB NAWA DEWATA DALAM TUBUH MANUSIA MELALUI LAYA YOGA
Dengan
bangkitnya Kundalini akan dapat memunculkan yang namanya Kesadaran Agung dan
Pencerahan dalam diri manusia. Kesadaran Agung adalah sadar bahwa manusia itu
bukan hanya tubuh kasar melainkan perwujudan dari Atman. Pencerahan adalah
tingkat pencerahan yang paling tinggi dimana seluruh rahasia alam dan kehidupan
diketahui dengan jelas.
1.
Kebangkitan
Cakra
Ketertarikan banyak orang terhadap Kundalini adalah
karena segi-segi awal kebangkitannya, Kundalini memberikan peningkatan
spiritual dan energy tambahan. Melalui jalur Susumna, Kundalini akan mencapai
cakra-cakra yang terdapat pada Susumna setalah cakra-cakra dibuka dan
dibersihkan Kemampuan Psikis dari cakra yang bersangkutan akan aktif dalam
bentuk
1)
Peningkatan
spiritual seperti :
(1)
Clairvoyant adalah penglihatan yang
tidak terbatas atas ruang, materi, waktu dan dimensi.
(2)
Clairaudience adalah pendengaran yang
tidak terbatas atas ruang dan dimensi.
(3) Psychomentry adalah mampu melihat
kembali benda yang pernah disentuh.
(4)
Perjalanan Astral adalah mampu keluar
dari tubuh fisik dan melakukan perjalanan dengan badan halus.
2)
Memberikan
energy tambahan seperti :
(1) Peningkatan tenaga dalam
(2) Peningkatan tenaga bathin
(3) Peningkatan tenaga luar
2.
Pemanfaatan
Senjata Nawa Dewata yang dibentuk oleh masing-masing Cakra dalam Hidup dan
Kehidupan Manusia
Pemanfaatan
Cakra yang berjumlah sebanyak 9 titik dalam tubuh manusia tidak terlepas
hubungannya dengan senjata Nawa Dewata yang dimiliki oleh para Dewa Nawa Dewata
di Alam semesta ini terkait dengan hidup dan kehidupan manusia. Masing-masing
Cakra dalam tubuh manusiaakan mempunyai hubungan dengan salah satu Senjata Nawa
Dewata. Sedangkan manfaat daripada masing-masing senjata tersebut secara umum
dapat disebutkan sebagai berikut :
1)
Pada diri sendiri, untuk menjaga diri
kita dari serangan lawan atau orang lain yang tidak senang pada diri kita,
sehingga kita tidak mampu untuk didominasi orang lain atau lawan yang tidak
baik pada diri kita.
2)
Pada sisi lain senjata yang telah
dibangkitkan pada masing-masing cakra tersebut akan mempunyai manfaat balik
yaitu dapat menyerang lawan atau orang lain pada masing-masing cakra lawan atau
tempat-tempat lain ditubuh lawan dimaksud.
3.
Metode membangkitkan senjata Nawa
Dewata pada setiap Cakra
Ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan senjata Nawa Dewata pada setiap
Cakra yaitu :
1) Melalui Tenaga Prana (Pranothana)
Dalam
metode ini, melalui kekuatan mental, prana mulai aktif didalam Cakra. Apana
yang bekerja dibagian bawah tubuh mulai aktif akibat meditasi yang terus
menerus, yang sekaligus juga mengaktifkan Muladhara Cakra. Terasa ada aliran
prana pada tulang punggung dari Muladhara Cakra kea rah kepala. Inilah yang
disebut dengan Pranothana aktifnya prana ini diperoleh dengan melatih teknik
Pranayama Khusus, dimana hambatan-hambatan yang terdapat diberbagai Cakra akan
dibersihkan, sehingga aliran Prana bergerak dengan bebas diareal tulang
punggung untuk bergerak menuju Cakra Mahkota, sehingga melalui visualisasi
salah satu senjata Nawa Dewata pada Cakra yang bersangkutan maka terwujudlah
secara ajaib Senjata Nawa Dewata itu dan selanjutnya siap dimanfaatkan sesuai
dengan sasaran yang kita hendaki.
2) Melalui pancaran getaran rohani
(1)
Kekuatan rohani yang luhur yang
merupakan kekuatan vital akan bergerak dalam Susumna dari kekuatan yang amat
halus ini akan memurnikan seluruh tingkatan badan. Cahaya rohani memancar
melalui Susumna dan mengakibatkan seluruh Cakra akan menjadi aktif dan bergetar
penuh mengikuti getaran kekuatan rohani yang amat luhur.
(2)
Kekuatan rohani yang hebat itu akan
menghancurkan segala hambatan sehingga jalannya prana dan kundalini serta
gelombang kesadaran Agung akan memasuki Cakra Mahkota dan dibarengi dengan
visualisasi salah satu Senjata Nawa Dewata pada Cakra yang bersangkutan, akan
terbentuk secara gaib Senjata Nawa Dewata tersebut dan akhirnya dapat
dimanfaatkan sesuai dengan tujuan kita.
3) Melalui pengulangan mantra ( Japa)
(1)
Bunyi dan mantra memiliki kapasitas
khusus untuk melahirkan suatu kekuatan khusus, dan setiap kekuatan memiliki
bija mantra, dimana bila mantra Om adalah akar dari vibrasi (getaran)
Kundalini.
(2)
Mantra berasal dari akar kata Man yang
artinya Pikiran dan Tra yang artinya membebaskan sehingga Mantra artinya
sesuatu yang membebaskan bila bermeditasi kepadanya. Mantra akan member
keselamatan dari cengkraman kehidupan didunia yang dirundung kematian,
kesedihan dan kesakitan.
(3)
Mantra adalah suatu kata khusus atau
kalimat khusus yang memiliki potensi untuk mempengaruhi sesuatu pada suatu
tingkat tertentu sesuai dengan jenis mantra tersebut.
4) Meditasi
Meditasi
adalah kunci sukses dalam kehidupan, karena siapa yang dapat mengendalikan
pikirannya yang berkeliaran, kemudian memusatkannya hanya pada satu titik, maka
ia akan lebih efektif untuk mencapai sasaran hidup. Meditasi adalah
status pikiran yang amat tinggi. Apabila pikiran ragu-ragu, maka itu bukanlah
dalam status yang tinggi. Meditasi memandang dan mengetahui sesuatu, tidak
menghubungkan benda-benda lain apapun. Selama kita sakit kita menghubungkan
diri kita dengan badan. Bila kita merasa senang atau gembira, kita
menghubungkan diri dengan badan. Tetapi status pikiran luhur akan memandang
kegembiraan dan kesakitan secara seimbang. Setiap meditasi menuju pada
kesadaran yang tertinggi dalam konsentrasi yang sempurna bathin sebenarnya
menjadi bebas dari ikatan badan kasar dan mengenal diri sendiri sewajarnya. Ada
kalanya pikiran dipusatkan pada suatu idea tau cita-cita ini disebut Meditasi
Vikalpa atau pemusatan yang buyar. Meditasi adalah keadaan dimana pikiran eksis
dengan ketenangan dan kedamaian.
VI. HAKEKAT LAYA YOGA
Hakekat Laya yoga meliputi :
1.
Mukjizat
adalah suatu kejadian fantatis yang sesungguhnya berlandaskan hukum alam.
2.
Hubungan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit
dengan Cakra-cakra yang ada pada tubuh manusia serta hubungannnya dengan
senjata Nawa Dewata.
3.
Laya Yoga menyatakan bahwa dalam
mencapai tujuan tidak ditopang oleh suatu kegaiban melainkan melalui ilmu dan
seni secara sistematis dan rasional.
4.
Ilmu Laya Yoga digunakan sebagai acuan
dalam melakukan perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau tidak. Dalam hal ini
Ilmu Laya Yoga disamakan penerapannya seperti Hukum Karma.
5.
Laya Yoga mengajarkan kita untuk
menguasai diri kita sendiri, karena dengan kita dapat menguasai diri, maka
inilah sarana untuk kita menguasai segala ilmu pengetahuan serta kebijaksanaan.
6.
Dalam Laya Yoga diajarkan untuk
membangkitkan Kundalini dan Cakra dalam tubuh.
7.
Cakra adalah jenis pusat energy yang
meneruskan rangsangan dari luar menuju ke otak (ubun-ubun), dimana seseorang yang mendalami ilmu Laya Yoga (ilmu
kekuatan gaib atau Occultisme) akan dapat berasosiasi atau bersonansi dengan
senjata Nawa Dewata yang ada di alam semesta, yang mana dalam keadaan normal,
oleh indra kita tidak dapat menangkapnya.
8.
Dengan Laya Yoga kita dapat mewujudkan
senjata Nawa Dewata melalui cakra-cakra yang ada dalam tubuh kita, untuk
mewujudkannya dalam dilakukan melalui Laya Yoga yang telah didalami dengan
kekuatan tenaga prana pancaran getaran rohani, pengulangan mantra (Japa), dan
meditasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar