Rabu, 01 Januari 2014

Review Buku Laya Yoga


MEREVIEW BUKU LAYA YOGA
(Ni Made Anggra Wahyuni)


I.    PENGERTIAN LAYA YOGA
            Laya yoga adalah aliran yang lebih memfokuskan perhatian pada pembakitan Cakra tubuh, dimana cakra-cakra tersebut memiliki kemampuan masing-masing.  Peningkatan Cakra-cakra yang ada itu diakbitkan oleh bakitnya Kundalini dari Cakra bawah sampai pada Cakra Mahkota. Daya bathin yang ditimbulkan oleh Cakra-cakra tersebutlah yang disebut dengan “Laya”.
            Akibat bergeraknya Kundalini  akan meningkatkan kemapuan cakra dan disamping itu juga akan terbuka pintu penghubung antara Badan fisik  dan badan astral. Tujuan dari Laya Yoga atau Kundalini Yoga adalah untuk mempersatukan Atman dengan Braman.  Penyatuan Atman dengan Brahman harus dilakukan melalui tiga aspek yaitu :
1.   Melalui Tapa yaitu upaya pembersihan diri baik lahir maupun bhatin.
2.   Swadhyaya yaitu mempelajari kerohanian
3.   Iswara Pranidhana yaitu penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan, berbhakti pada Tuhan
            Dengan belajar Laya Yoga kita akan dapat merasakan suatu kenikamatan dan kebebasan, berbarengan dengan bangkitnya Kundalini Yoga (Api Ular). Kundalini Yoga adalah Yoga yang mempelajari tentang Api Ular atau Kundalini Sakti, serta cara membangkitkan Api Ular dari Cakra Dasar sampai pada Cakra Mahkota.
A. Lapisan Kesadaran Manusia
1.      Kesadaran Biasa
Kesadaran biasa sering disebut sebagai kesadaran fisik, karena kesadaran ini berasal dari tubuh fisik. Ingatan yang dimiliki oleh kesadaran ini sifatnya terbatas yaitu hanya pada kehidupan ini saja. Kesadaran fisik akan hilang pada saat manusia meninggalkan tubuh fisiknya.
2.      Kesadaran Bawah Sadar
Kesadaran bawah sadar juga disebut kesadaran jiwa, sifatnya permanen. Ingatan dan pengetahuan pada kehidupan sebelumnya masih dimiliki oleh kesadaran jiwa. Jadi karma yang dilakukan pada kehidupan yang lalu akan dibawa masuk ke dalam tubuh fisik oleh jiwa.
3.      Kesadaran Agung
Kesadaran agung atau kesadaran Atma, dimana Atma telah memiliki unsure-unsur  Brahman, maka getaran Atman amat tinggi. Ketika Atman akan masuk ke tubuh fisik, dia harus melewati perantara yang berlapis-lapis. Inilah sebabnya tubuh manusia terdiri dari banyak lapisan.

B.  Tujuh Lapisan Tubuh Manusia ditinjau dari sudut Spiritual
      Ada beberapa lapisan tubuh manusia selain tubuh fisik. Lapisan tubuh ini jarang diketahui dari ilmu kedokteran. Adapun lapisan-lapisan tubuh tersebut yaitu :
1.   Tubuh Fisik
Tubuh fisik merupakan tubuh yang paling nyata. Dimana tubuh fisik digunakan sebagai pengekspresian dari tubuh-tubuh yang lain. Antara tubuh fisik dengan tbuuh lain saling terkait, apabila tubuh yang lain tidak menghiraukan tubuh fisik dalam pengembangannya tidak akan seimbang.
2.   Tubuh Emosi
Tubuh Emosi atau Tubuh semangat adalah tubuh tempat penyimpanan emosi. Orang dalam mengekspresikan diri dapat dilakukan dengan tertawa terbahak-bahak ataupun menangis sedih tanpa kendali.
3.   Tubuh Mental
Pada tubuh mental inilah manusia mulai berpikir, belajar dan menciptakan sesuatu. Latihan-latihan yang cukup harus dilakukan untuk menjaga agar tubuh mental memiliki pandangan yang selalu luas dan positif.
4.   Tubuh Intuisi
Tubuh intuisi dianggap sebagai tubuh spiritual, karena tubuh intuisi terdapat ditengah-tengah antara tiga tubuh duniawi dan tubuh spiritual. Tubuh ini juga sering disebut sebagai tubuh perasaan yang artinya sebagai penyeimbang antara alam duniawi dengan alam spiritual.
5.   Tubuh Atman
Tubuh Atman adalah tubuh yang memiliki getaran lebih tinggi dari tubuh fisik, emosi, mental dan tubuh intuisi. Tubuh Atma adalah pusat karisma. Dimana dalam tubuh inilah seseorang merasa mengetahui segala sesuatu atau merasa lebih dari orang lain.
6.   Tubuh Monad
Dalam tubuh inilah orang merasa bersalah terhadap setiap masalah yang menimpa orang lain. Pembersihan  pada tubuh ini dapat dilakukan melalui jalan mengungkapkan segala karma terdahulunya. Dengan bersihnya badan monad seseorang akan mempunyai tujuan dalam hidupnya.
7.   Tubuh Brahman
Tubuh yang telah merasa bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Biasa orang yang mempunyai iman kuat akan dapat lebih mudah mencapai penyatuan dengan Brahman.

C.  Lapisan Badan Manusia Menurut Para Yogi Di India
Adapun pengklasifikasian lapisan badan menurut ajaran Yoga yang meliputi :
1.      Klasifikasi lapisan badan menurut kaum yogi di Himalaya Utara India, yang meliputi :
1)      Badan kasar atau badan fisik
Sebelum ingin menghubungkan diri dengan Sang Atman terlebih dalulu kita harus membersihkan tubuh fisik. Jika badan fisik tidak bersih penggunaan energy Ketuhanan akan terhalang.

2)      Badan Etherik atau badan kembaran
Badan etherik merupakan badan kembaran dari badan fisik kita. Badan etherik tidak dapat terpisah dari badan fisik. Jika orang telah meninggal, badan etherik inilah yang biasanya disebut-sebut sebagai hantu kuburan. Namun badan etherik ini akan terurai  bersamaan dengan terurainya badan fisik.
3)      Badan pikiran atau badan mental
Badan pikiran adalah badan yang terlibat dalam segala susunan badan manusia.
4)      Badan Astral
Badan astral adalah badan dimana tempat segala keinginan dan nafsu itu berada. Badan Astral memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan pikiran orang tersebut.
5)      Badan Intuisi
Pada badan inilah semua penyimpanan karma kita, dimana karma ini yang akan mementukan kelahiran kita berikutnya.
6)      Badan Jiwa
Badan Jiwa adalah badan yang merasakan dan mengenal segala sesuatu, membedakan baik  dan buruk.
7)      Badan Atman
Badan yang telah merasakan suatu kemenunggalan dengan Brahman. Dimana hal tersebut hanya dapat dirasakan melalui Meditasi.
2.      Klasifikasi lapisan badan menurut kaum yogi di India membagi lapisan badan menjadi :
1)      Annamaya Kosa
Annamaya Kosa adalah lapisan badan yang dibangun dari unsure makanan dan minuman.
2)      Pranamaya Kosa
Pranamaya Kosa adalah badan yang terbentuk dari unsure/energy seperti udara.
3)      Manomaya Kosa
Manomaya Kosa, seperti katanya “Mano” artinya pikiran, jadi  manomaya kosa adalah badan  yang disusun dari unsure pikiran.
4)      Vijnanamaya Kosa
Vijnanamaya Kosa adalah badan yang dibentuk dari unsure kebijaksanaan.
5)      Anandamaya Kosa
Anandamaya kosa adalah badan badan kebahagiaan sejati atau badan kebahagiaan yang transenden (spiritual).

II. PERANAN KUNDALINI DALAM LAYA YOGA
A.    Kundalini dan Yoga
1.      Kundalini
              Kundalini dalam tubuh manusia terletak pada Cakra Dasar yang biasa disebut dengan Kanda yaitu cakra yang berada diantara kelamin dan anus. Kundalini berasal dari kata Kundala yang berarti  Tergelung. Kundalini sering juga disebut Ular Api. Kundalini diperlukan untuk keperluan peningkatan jiwa. Selain Kundalini manusia juga membutuhkan Prana. Kundalini tidak nampak bila dilihat dengan mata biasa. Bentuk Kundalini tersebut seperti Ular melingkar tiga setengah kali lingkaran menutup pintu susumna dengan kepalanya.
Ada dua kelompok kekuatan bhatin kundalini yaitu :
1)      Delapan kekuatan bhatin yang besar meliputi :
a.       Anima adalah suatu kemampuan untuk mengecilkan diri menjadi sekecil apapun yang dia inginkan (para yogi).
b.      Mahima adalah suatu kemampuan untuk  membesarkan tubuh, sebesar yang ia inginkan.
c.       Laghima adalah suatu kemampuan untuk meringankan tubuh, seringan yang ia inginkan, sehingga ia dapat terbang di udara.
d.      Garima adalah suatu kemampuan untuk membuat tubuh menjadi berat, seberat yang ia inginkan, bahkan bisa menjadi seberat gunung.
e.       Prapti adalah suatu kemampuan untuk mencapai apapun yang ia inginkan, mengirim pesan melalui pikiran dengan orang lain.
f.       Prakamya adalah suatu kemampuan untuk bertahan di dalam air selama yang ia inginkan.
g.      Vasitvam adalah kemampuan untuk melawan nafsu atau keinginan yang ada dalam diri dan menahan perasaan.
h.      Ishatvam adalah kemampuan untuk menghidupkan orang yang telah mati.
2)      Kekuatan bhatin yang kecil
a.       Bebas dari rasa lapar dan haus
b.      Tidak terpengaruh oleh panas dan dingin
c.       Bisa mengatasi rasa suka dan tidak suka
d.      Dapat melihat dengan mata bhatin dan mendengar dengan telinga bathin serta dapat mengatasi pikiran.
e.       Dapat mengambil wujud sesuia dengan apa yang ia inginkan.
f.       Dapat memasuki badan orang lain dan dapat menghidupkan badan yang sudah mati.
g.      Ia dapat mati apabila ia menghendaki dan dapat memperoleh apa yang ia inginkan.
h.      Ia mengetahui masa lalu, masa kini dan masa depan.
i.        Dapat berpindah kesegala tempat yang ia suka.
j.        Ia dapat memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lain serta ia dapat menghilangkan benda.
k.      Mampu meramal
l.        Mampu menyembuhkan orang yang sakit.
m.    Mampu mempengaruhi seseorang melalui sugesti.
Kundalini terletak pada cakra dasar. Cakra dasar memiliki 4 daun yang masing-masing memiliki kecenderungan yang menarik manusia untuk menjadi :
a)   Dharma adalah keinginan untuk melakukan kebenaran
b)   Artha adalah keinginan akan harta benda
c)   Kama adalah keinginan fisik
d)  Moksa adalah keinginan untuk mencapai kelepasan.

2.      Yoga
      Ajaran yoga bersumber dari kitab suci Weda. Adapun metode-metode yang diajarkan sesuai dengan tingkat perkembangan rohani seseorang yang disebut metode yoga.
Difinisi lain mengenai Yoga yaitu :
1)      Yoga adalah pengendalian pikiran
2)      Yoga berarti mengatur semua pikiran agar tak mudah terpengaruh.
3)      Yoga adalah proses penyatuan kesadaran diri dengan kesadaran tertinggi.
Weda menyediakan berbagai jenis Yoga untuk keperluan :
a.       Hatta Yoga
      Dalam hatta yoga diajarkan mengenai cara mengatur nafas dan mengatur sikap badan agar menjadi baik, agar proses yoga berjalan dengan baik.
b.      Mantra Yoga
Pengucapan kalimat-kalimat suci dengan penuh perhatian dan kebhaktian, agar tercapai suatu konsentrasi yang tinggi.
c.       Laya Yoga atau Kundalini Yoga
Laya yoga adalah suatu latihan  dalam rangka pembangkitan Kundalini dan cakra-cakra yang ada dalam tubuh.
d.      Karma Yoga
Karma yoga meliputi yoga perbuatan yang tidak mengharapkan hasil dari perbuatan tersebut.
e.       Bhakti Yoga
Yoga yang memprioritaskan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kepada alat-alat suci, lambing, ritual yang dapat menghubungkan diri kepada alam semesta.
f.       Jnana Yoga
Yoga yang dilakukan dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan. Dimana dalam mempelajari ilmu pengetahuan harus didasari oleh pikiran yang jernih. Karena dengan pikiran yang jernih, akan dapat mencapai kesadaran tentang pribadi yang sebenarnya.
g.      Raja Yoga
Menarik seluruh indria dari ikatan duniawi untuk mencapai kesadaran pribadi. Melepaskan ketenangan jasmani dan mengembangkan perasaan tidak mudah terikat , agar dapat mencapai perasaan yang sepenuhnya dibawah pengendalian rohani.
Menurut Rsi Patanjali ada 5 tahapan bergejolaknya pikiran untuk mencapai Samadhi yang meliputi :
a)   Ksipta adalah pertemuan antara rajas dan tamas, sifat-sifat yang dimiliki angkuh, ego, rakus, selalu menginginkan suatu yang mahal, memiliki jiwa yang keras.
b)   Mudha adalah lebih dipengaruhi oleh tamas, sifatnya malas, bodoh, dan dungu. Dalam tingkatan ini pikiran sudah ditenggelamkan oleh sifat tamas. Hidup menjadi malas, mudah putus asa, semua jalan dirasakan buntu, tak ada gunanya.
c)   Wiksipta adalah lebih dipengaruhi oleh sifat rajas, sifatnya ego besar. Karena pengaruh rajas lebih besar biasanya orang memiliki semangat yang menggebu-gebu, ambisius dalam menggapai sesuatu, tetapi dalam mengambil keputusan pemikiran dari akal sehat ditinggalkan.
d)  Ekagra adalah lebih dipengaruhi sifat sattwam. Dalam bagian ini pikiran sudah mulai diarahkan pada objek-objek yang baik (Dhyana).
e)   Nirudra artinya terkendalikan. Dalam tahap ini pikiran tidak lagi terpengaruh, pikiran sepenuhnya telah terkendalikan. Dalam Nirudra ada 4 konsep/ cara menghubungkan diri dengan Tuhan meliputi :
(a)    Savitarka adalah proses penghubungan diri dengan Tuhan melalui objek kasar seperti dengan padmasana, pratima, dll.
(b)   Sawicara adalah proses penghubungan diri dengan Tuhan menggunakan objek halus (panca tanmatra
(c)    Sananda adalah proses penghubungan diri dengan Tuhan menggunakan objek yang sangat halus (rasa indria/pikiran)
(d)   Samika adalah mengejar Tuhan dalam diri.
B.     Cakra dan Fungsinya
1.      Cakra
1)      Pengertian Cakra
Cakra adalah energy yang berputar bagian daripada tubuh bioplasmik. Tubuh bioplasmik memiliki tiga cakra yaitu :
(1)   Cakra Mayor ( Cakra Utama) adalah cakra yang paling penting. Cakra mayor terbagi menjadi 2 kelompok yang meliputi :
a.       Kelompok cakra yang mempengaruhi seluruh fungsi tubuh yang meliputi :
a)      Cakra dasar
b)      Cakra limpa
c)      Cakra pusar
d)     Cakra jantung
e)      Cakra tenggorokan
f)       Cakra mata tiga
g)      Cakra mahkota
b.      Kelompok cakra yang mempunyai fungsi khusus meliputi :
a)      Cakra Meng-Mein
b)      Cakra seks
c)      Cakra solar plexus (Ulu Hati)
d)     Cakra dahi
(2)   Cakra Minor (Cakra biasa)
(3)   Cakra Mini
2.      Fungsi Cakra
(1)   Secara umum cakra memiliki beberapa fungsi yaitu :
a.       Menyerap, mencerna dan menyebarkan energy keberbagai bagian tubuh.
b.      Mengendalikan dan bertanggung jawab atas berbagai fungsi dari tubuh fisik secara benar.
c.       Cakra sebagai pusat kemampuan psikis.
(2)   Fungsi masing-masing cakra mayor yaitu :
a.       Cakra Dasar
a)      Cakra dasar berfungsi sebagai akar/dasar/ pusat energy dari tubuh fisik.
b)      Cakra dasar berfungsi mengendalikan, dan memberikan energy kepada tubuh.
c)      Cakra dasar juga mempengaruhi panas tubuh.
b.      Cakra Seks
a)      Cakra seks berfungsi memberikan energy kepada organ seks dan kandung kencing.
b)      Cakra seks berfungsi untuk mempengaruhi aktivitas seksual seseorang.
c.       Cakra Meng-mein
a)      Cakra meng-mein berfungsi sebagai tempat energy dan bertanggung jawab terhadap aliran energy tersebut.
b)      Cakra meng-mein berfungsi memberikan energy kepada ginjal dan kelenjar adrenal dan mengatur tekanan darah.
c)      Cakra meng-mein juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan energy dalam tubuh.
d.      Cakra Pusar
a)      Cakra pusar berfungsi untuk mengendalikan dan memberikan energy  kepada usus kecil, usus besar dan usus buntu.
b)      Cakra pusar juga berfungsi untuk menarik masuk, mendistribusikan dan mengasimilasi energy.
e.       Cakra Limpa
Cakra limpa berfungsi sebagai tempat masuknya udara atau prana.
f.       Cakra Solar Plexus
a)      Cakra solar plexus berfungsi untuk mengendalikan dan memberikan energy kepada diagframa, pancreas, hati, lambung, usus besar, usus halus, usus buntu, jantung, paru-paru dan bagian tubuh lainnya.
b)      Cakra solar plexus berfungsi sebagai tempat memproses energy.
g.      Cakra Jantung
a)      Cakra jantung berfungsi mengendalikan dan memberikan energy kepada jantung dan system peredaran darah.
b)      Cakra jantung berfungsi sebagai pengembangan perasaan.
h.      Cakra Teggorokan
Cakra tenggorokan berfungsi mengendalikan dan memberikan energy ketenggorokan. Apabila terjadi gangguan pada cakra ini akan mengakibatkan timbulnya penyakit seperti gondok, sakit tenggorokan, dan lainnya.
i.        Cakra Ajna
Cakra Ajna berfungsi mengendalikan dan memberikan energy pada otak. Apabila ada gangguan pada cakra ini akan mengakibatkan timbulnya penyakit pada mata dan hidung.
j.        Cakra Dahi
Cakra dahi berfungsi mengendalikan dan memberikan energy pada kelenjar pineal dan system syaraf. Apabila terjadi gangguan pada cakra ini akan mengakibatkan timbulnya penyakit seperti kehilangan daya ingat, kelumpuhan dan sakit ayan (epilepsy).
k.      Cakra Mahkota
Cakra mahkota berfungsi mengendalikan dan memberikan energy kepada kelenjar pineal otak dan seluruh tubuh. Cakra ini merupakan salah satu tempat masuknya energy (Prana).

III.    KEBANGKITAN KUNDALINI DAN ASPEK PERJALANAN MELALUI CAKRA-CAKRA DALAM TUBUH ETHERIK
1.   Tubuh Manusia
1)      Tubuh fisik manusia terdiri dari 2 tubuh yang meliputi :
(1)   Tubuh fisik yang dapat dilihat dengan kasat mata.
(2)   Tubuh etherik tubuh yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata atau sering disebut dengan tubuh kembaran.
2)      Beberapa hal yang berhubungan dengan badan etherik  meliputi:
(1)   Tubuh etherik adalah tempat atau wadah dari prana (energy).
(2)   Tubuh etherik memiliki banyak nadi untuk mengalirkan energy prana yang ada.
(3)   Tubuh etherik merupakan kembaran dari tubuh fisik.
(4)   Tubuh etherik memiliki beberapa cakra dan beberapa cakra tersebut digunakan sebagai pusat psikis.
(5)   Antara tubuh fisik dengan tubuh etherik saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
2.   Memasukkan/Mengeluarkan energy dari suatu cakra
Cara memasukkan energy ke dalam suatu cakra dilakukan dengan melakukan gerakan yang searah dengan arum jam. Dan sebaliknya cara mengeluarkan energy cakra dengan melakukan gerakan berlawanan dengan arah jarum jam.
3.   Pemberian Energi kepada benda sebagai suatu sarana perantara untuk memasukkan energy kepada suatu Cakra
1)      Untuk memasukkan energy ke dalam cakra dapat dilakukan melalui perantara seperti air, makanan, jamu, obat, pembalut luka dan lain sebagainya.
2)      Pemberiaan energy dapat juga dilakukan dengan menggunakan sarana fisik yang telah mengandung energy.
4.   Bahan yang bersifat isolasi terhadap energy
Ada beberapa bahan yang bersifat isolasi terhadap energy seperti sutera, karet dan kulit. Maka dari itu orang yang ingin dibantu dalam pemberian energy kepadanya tidak boleh menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan sutera, karet dan kulit.
5.   Nadi-nadi dan Cakra
Dalam tubuh etherik juga terdapat nadi-nadi. Nadi-nadi inilah yang berfungsi untuk mengalirkan energy ke seluruh tubuh. Badan etherik terdiri dari 72.000 nadi. Semua nadi tersebut keluar dari Kanda (sumber nadi). Kanda berpusat di Muladhara Cakra (Cakra dasar). Ada 14 nadi yang dikatakan penting yang meliputi :
1)      Susumna atau Brahmarandha
2)      Ida (lubang hidung kiri)
3)      Pingala (lubang hidung kanan)
4)      Gandhari (mata kiri)
5)      Hastajihva (mata kanan)
6)      Kuhu (daerah kemaluan)
7)      Saraswati
8)      Pusa (telinga kanan)
9)      Yasasvini (telinga kiri)
10)  Sankhini (anus)
11)  Alambusa (mulut)
12)  Payasuini
13)  Varuni
14)  Visvodhara
6.   Energy Ketuhanan
1)      Energy Ketuhanan dialirkan disepanjang Susumna. Energy utama ini didukung oleh dua energy yaitu Ida dan Pingala. Energy pada Ida adalah energy yang memiliki sifat kewanitaan dengan symbol bulan  dan siapa yang mampu menguasai energy ini akan mempu menguasai emosinya. Sedangkan energy Pingala bersifat laki-laki dengan symbol matahari dan siapa yang mampu menguasai energy ini akan mampu menguasai pikirannya.
2)      Energy Ketuhanan ke dalam cakra membentuk garis tegak lurus dengan gerakan melingkar, seakan merupakan suatu pusat roda dan pancaran sinar merupakan jari-jari roda.  Dengan menggunakan jari-jari ini energy seolah mengikat badan astral dan etherik menjadi satu kesatuan.

7.   Kebangkitan Kundalini
Kundalini dapat dibangkitkan dengan berbagai cara antara lain dengan Raja Yoga, Hatta Yoga, Mantra Yoga dan lainnya. Dalam Ilmu Yoga teknik membangkitkan Kundalini ada 4 hal yaitu :
1)      Dengan memadukan energy Prana dan Apana. Prana adalah tenaga Etherik yang berpusat di jantung. Sedangkan Apana adalah tenaga etherik yang berpusat di alat reproduksi (kelamin). Dengan memadukan kedua tenaga ini, akan timbul percikan-percikan kecil yang membuat kundalini bangkit.
2)      Melalui penyatuan antara tenaga  yang ada pada  nadi Ida dan Pingala. Tenaga yang ada pada nadi Ida sebagai tenaga dingin dan tenaga yang ada pada nadi Pingala sebagai tenaga panas. Dengan menyatukan tenaga ini, maka simpul yang mengikat Kundalini akan mengendor sehingga tanaga Kundalini akan dapat bangkit
3)      Penyatuan antara tenaga Rajas dan Retas. Rajas adalah sari manusia yang letaknya 2 jari di bawah pusar. Sedangkan Retas adalah sari manusia yang terdapat di puncak kepala. Rajas dianggap sebagai tenaga panas (matahari) dan Retas dianggap sebagai tenaga dingin (bulan). Penyatuan tenaga inilah yang akan dapat membangkitkan Kundalini.
4)      Mengikat Kundalini di Cakra Mahkota.
8.   Metode Pernafasan dalam Membangkitkan Kundalini
1)      Pernafasan Jambangan
Pernafasan Jambangan dalam bahasa Sansekerta disebut juga sebagai Kumbhaka yaitu teknik menarik Apana dari Cakra Dasar untuk di bawa ke atas ke dalam Dan-Tien. Teknik ini biasanya dilakukan sambil duduk bersila dengan kedua tangan disisi, terlihat seperti jambangan.
2)      Pernafasan Bandha Traya (Tiga Kunci)
Teknik pernafasan ini disebut sebagai Tiga Kunci karena menggunakan tiga tahapan penguncian yaitu :
(1)   Mula Bandha
Mula Bandha adalah teknik penguncian dengan cara menarik Apana ke atas, bersamaan dengan ditariknya Apana ke atas otot di sekitar kelamin dan anus ditarik ke atas dan ditahan.
(2)   Uddiyana Bandha
Uddiyana Bandha adalah teknik penguncian dengan cara menghembuskan nafas sambil menekan perut ke belakang.
(3)   Jalandhara Bandha
Jalandhara Bandha yaitu teknik penguncian dengan cara menarik kepala kebelakang sedikit, lalu di tekuk ke depan sampai menyentuk dada.
3)      Pernafasan Orbit Mikrokosmos
(1)   Pernafasan yang dilakukan dengan menarik nafas dibarengi oleh gerak pikiran untuk menarik Prana yang berwarna putih, dimana posisi lidah sebagai tombol untuk menekan, sehingga terbentuk orbit mikrokosmos.
(2)   Lakukan Kumbhaka yang mnyatakan kundalini telah bangkit di Kanda lalu disalurkan ke Cakra Dasar dan disalurkan melalui Susumna.
(3)   Kundalini yang telah bangkit melalui Recaka, energinya akan dirasakan mengalir melalui Cakra Ajna.
(4)   Laksanakan orbit keseimbangan untuk keseimbangan tubuh. Dengan urutan yaitu pada saat puraka Prana ditarik dari Cakra Dasar ke Cakra Mahkota, dan saat Kumbhaka di tahan di Cakra Mahkota, sedangkan pada saat Recaka lakukan keseimbangan dengan mengalirkan Prana pada dua tempat pelepasan yaitu di punggung dan di telapak kaki.

IV.    KORELASI CAKRA DENGAN SENJATA NAWA DEWATA
1.   Hakekat hubungan Skala-Niskala (Nyata-Tidak Nyata)
1)      Istilah Skala-Niskala
a.    Skala artinya berwujud dalam ruang dan waktu. Skala berarti ilmu pengetahuan yang berwujud menempati ruang dan waktu yang sifatnya tidak tetap atau semu.
b.   Niskala adalah suatu yang tidak berwujud, tidak dapat diumpamakan dan lainnya.
2)      Konsepsi Skala-Niskala
Konsepsi Skala-Niskala dalam masyarakat bali adalah suatu yang bertentangan (Rwa Bineda). Namun suatu perbedaan ini tidak perlu dipertentangkan melainkan harus dihamorniskan. Sehingga kata harmonis bila dilihat dari segi aktivitasnya dapat mengandung arti:
(1)   Diserasikan kesatuan polanya, bentuk atau strukturnya.
(2)   Diserasikan kesatuan gerak atau proses
(3)   Mengusahakan persesuaian, perimbangan diantara hal-hal yang tidak sepadan.
2.   Hubungan Manusia dengan Alam Semesta
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan budi. Hubungan manusia dengan alam sangat erat. Dimana manusia dan alam memiliki sifat identik yaitu pada manusia ada unsure Purusa (Atman) yang merupakan unsure aktif dan unsure Prakrti (Pradhana) yaitu badan wadag (kasar) yang merupakan unsure pasif. Demikian pula alam semesta terdiri dari unsure Paramatma (Tuhan) sabagai Purusa dan ala mini sebagai unsure Prakrti. Adapun komponen-komponen yang berhubungan antara manusia dengan alam yaitu :

No
Komponen
Uraian masing-masing Komponen
Alam
Manusia
Alam
Manusia
a.
Swah Loka
Antahkarana
Sarira
1.  Bhatara Siwa = Rudra
2.  Sang Purusa = Brahma
3.  Awyakta = Wisnu
1.  Atma
2.  Jiwa
3.  Kehidupan
b.
Bhuwah Loka
Suksma
Sarira
1.  Buddhi bersifat sattwam
2.  Ahamkara bersifat rajas
3.  Panca Tan Matra bersifat Tamas
4.  Manah bersifat kehendak (asas akan dan pikiran)
1.   Prilaku, watak
2.   Individu, egoism
3.   Pengendali-
an/pengge-
rak indra
4.   Pikiran dan perasaan


 c.
Bhur Loka
Sthula
Sarira
1. Akasa menjadi Sabda
2. Bayu menjadi tenaga kekuatan tumbuh
3. Agni menjadi panas
4. Apah menjadi zat cair
5. Prthiwi menjadi zat padat (alam semesta)
1.  Ucapan (perkataan)
2.  Energy/ tenaga
3.  Penggerak tubuh
4.  Darah, keringat
5.  Badan kasar

           Tubuh manusia terdiri dari tiga badan yaitu Antahkarana Sarira (badan penyebab), Suksma Sarira (badan pikiran dan perasaan), Sthula Sarira (badan kasar), sedangkan Tubuh Alam Semesta terdiri dari tiga badan yaitu Swah Loka (badan Nirwana), Bhuwah Loka ( Badan intelegensia Universal), dan Bhur Loka ( badan Alam Semesta).  Antara badan yang ada pada tubuh manusia dengan badan yang ada pada alam satu sama lain akan saling berhubungan erat sesuai dengan tingkatannya.
3.   Hubungan Cakra-cakra yang ada di tubuh manusia dengan senjata Nawa Dewata di alam semesta
      Secara keseluruhan cakra manusia sebanyak 365 titik yang terdiri dari Cakra Mayor (Utama) adalah sebanyak 11 titik, Cakra Minor (Sedang) adalah sebanyak 314 titik, dan Cakra Mini (Kecil) adalah sebanyak 40 titik. Hubungan antara cakra-cakra yang ada pada tubuh manusia bila dikaitkan dengan Nawa Dewata yang berjumlah 9 dapat dilihat pada table berikut ini yaitu :
No urut
Nama cakra
Letaknya di
Warnanya
Dewa Nawa Dewata
Senjata Nawa Dewata
1.
Cakra Dasar
Tulang ekor
Kuning
Mahadewa
Nagapasa
2.
Cakra Seks
Tulang Pulvis
Hijau
Samkara
Angkus
3.
Cakra Pusar
Pusar
Merah
Brahma
Gada
4.
Cakra Limpa
Limpa
Putih
Iswara
Bajra
5.
Cakra Solar Plexus
Ulu hati
Merah muda
Mahesora
Dupa
6.        
Cakra Jantung
Jantung
Hitam
Wisnu
Cakra
7.
Cakar Tenggorokan
Tenggorokan
Orange
Rudra
Moksala
8.
Cakra Ajna
Trikute (antara alis)
Biru
Sambhu
Trisula
9.
Cakra Mahkota
Puncak Kepala
Ungu Keemasan
Siwa
Padma


V.       MEMBANGKITKAN DAN MEMANFAATKAN SENJATA GAIB NAWA DEWATA DALAM TUBUH MANUSIA MELALUI LAYA YOGA
     Dengan bangkitnya Kundalini akan dapat memunculkan yang namanya Kesadaran Agung dan Pencerahan dalam diri manusia. Kesadaran Agung adalah sadar bahwa manusia itu bukan hanya tubuh kasar melainkan perwujudan dari Atman. Pencerahan adalah tingkat pencerahan yang paling tinggi dimana seluruh rahasia alam dan kehidupan diketahui dengan jelas.
1.         Kebangkitan Cakra
Ketertarikan banyak orang terhadap Kundalini adalah karena segi-segi awal kebangkitannya, Kundalini memberikan peningkatan spiritual dan energy tambahan. Melalui jalur Susumna, Kundalini akan mencapai cakra-cakra yang terdapat pada Susumna setalah cakra-cakra dibuka dan dibersihkan Kemampuan Psikis dari cakra yang bersangkutan akan aktif dalam bentuk
1)         Peningkatan spiritual seperti :
(1)   Clairvoyant adalah penglihatan yang tidak terbatas atas ruang, materi, waktu dan dimensi.
(2)   Clairaudience adalah pendengaran yang tidak terbatas atas ruang dan dimensi.
(3)   Psychomentry adalah mampu melihat kembali benda yang pernah disentuh.
(4)   Perjalanan Astral adalah mampu keluar dari tubuh fisik dan melakukan perjalanan dengan badan halus.
2)         Memberikan energy tambahan seperti :
(1)   Peningkatan tenaga dalam
(2)   Peningkatan tenaga bathin
(3)   Peningkatan tenaga luar
2.         Pemanfaatan Senjata Nawa Dewata yang dibentuk oleh masing-masing Cakra dalam Hidup dan Kehidupan Manusia
Pemanfaatan Cakra yang berjumlah sebanyak 9 titik dalam tubuh manusia tidak terlepas hubungannya dengan senjata Nawa Dewata yang dimiliki oleh para Dewa Nawa Dewata di Alam semesta ini terkait dengan hidup dan kehidupan manusia. Masing-masing Cakra dalam tubuh manusiaakan mempunyai hubungan dengan salah satu Senjata Nawa Dewata. Sedangkan manfaat daripada masing-masing senjata tersebut secara umum dapat disebutkan sebagai berikut :
1)         Pada diri sendiri, untuk menjaga diri kita dari serangan lawan atau orang lain yang tidak senang pada diri kita, sehingga kita tidak mampu untuk didominasi orang lain atau lawan yang tidak baik pada diri kita.
2)         Pada sisi lain senjata yang telah dibangkitkan pada masing-masing cakra tersebut akan mempunyai manfaat balik yaitu dapat menyerang lawan atau orang lain pada masing-masing cakra lawan atau tempat-tempat lain ditubuh lawan dimaksud.

3.         Metode membangkitkan senjata Nawa Dewata pada setiap Cakra
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan senjata Nawa Dewata pada setiap Cakra yaitu :
1)      Melalui Tenaga Prana (Pranothana)
     Dalam metode ini, melalui kekuatan mental, prana mulai aktif didalam Cakra. Apana yang bekerja dibagian bawah tubuh mulai aktif akibat meditasi yang terus menerus, yang sekaligus juga mengaktifkan Muladhara Cakra. Terasa ada aliran prana pada tulang punggung dari Muladhara Cakra kea rah kepala. Inilah yang disebut dengan Pranothana aktifnya prana ini diperoleh dengan melatih teknik Pranayama Khusus, dimana hambatan-hambatan yang terdapat diberbagai Cakra akan dibersihkan, sehingga aliran Prana bergerak dengan bebas diareal tulang punggung untuk bergerak menuju Cakra Mahkota, sehingga melalui visualisasi salah satu senjata Nawa Dewata pada Cakra yang bersangkutan maka terwujudlah secara ajaib Senjata Nawa Dewata itu dan selanjutnya siap dimanfaatkan sesuai dengan sasaran yang kita hendaki.
2)      Melalui pancaran getaran rohani
(1)   Kekuatan rohani yang luhur yang merupakan kekuatan vital akan bergerak dalam Susumna dari kekuatan yang amat halus ini akan memurnikan seluruh tingkatan badan. Cahaya rohani memancar melalui Susumna dan mengakibatkan seluruh Cakra akan menjadi aktif dan bergetar penuh mengikuti getaran kekuatan rohani yang amat luhur.
(2)   Kekuatan rohani yang hebat itu akan menghancurkan segala hambatan sehingga jalannya prana dan kundalini serta gelombang kesadaran Agung akan memasuki Cakra Mahkota dan dibarengi dengan visualisasi salah satu Senjata Nawa Dewata pada Cakra yang bersangkutan, akan terbentuk secara gaib Senjata Nawa Dewata tersebut dan akhirnya dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan kita.
3)      Melalui pengulangan mantra ( Japa)
(1)   Bunyi dan mantra memiliki kapasitas khusus untuk melahirkan suatu kekuatan khusus, dan setiap kekuatan memiliki bija mantra, dimana bila mantra Om adalah akar dari vibrasi (getaran) Kundalini.
(2)   Mantra berasal dari akar kata Man yang artinya Pikiran dan Tra yang artinya membebaskan sehingga Mantra artinya sesuatu yang membebaskan bila bermeditasi kepadanya. Mantra akan member keselamatan dari cengkraman kehidupan didunia yang dirundung kematian, kesedihan dan kesakitan.
(3)   Mantra adalah suatu kata khusus atau kalimat khusus yang memiliki potensi untuk mempengaruhi sesuatu pada suatu tingkat tertentu sesuai dengan jenis mantra tersebut.
4)      Meditasi
Meditasi adalah kunci sukses dalam kehidupan, karena siapa yang dapat mengendalikan pikirannya yang berkeliaran, kemudian memusatkannya hanya pada satu titik, maka ia akan lebih efektif untuk mencapai sasaran hidup. Meditasi adalah status pikiran yang amat tinggi. Apabila pikiran ragu-ragu, maka itu bukanlah dalam status yang tinggi. Meditasi memandang dan mengetahui sesuatu, tidak menghubungkan benda-benda lain apapun. Selama kita sakit kita menghubungkan diri kita dengan badan. Bila kita merasa senang atau gembira, kita menghubungkan diri dengan badan. Tetapi status pikiran luhur akan memandang kegembiraan dan kesakitan secara seimbang. Setiap meditasi menuju pada kesadaran yang tertinggi dalam konsentrasi yang sempurna bathin sebenarnya menjadi bebas dari ikatan badan kasar dan mengenal diri sendiri sewajarnya. Ada kalanya pikiran dipusatkan pada suatu idea tau cita-cita ini disebut Meditasi Vikalpa atau pemusatan yang buyar. Meditasi adalah keadaan dimana pikiran eksis dengan ketenangan dan kedamaian.

VI.    HAKEKAT LAYA YOGA
        Hakekat Laya yoga meliputi :
1.      Mukjizat adalah suatu kejadian fantatis yang sesungguhnya berlandaskan hukum alam.
2.      Hubungan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit dengan Cakra-cakra yang ada pada tubuh manusia serta hubungannnya dengan senjata Nawa Dewata.
3.      Laya Yoga menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan tidak ditopang oleh suatu kegaiban melainkan melalui ilmu dan seni secara sistematis dan rasional.
4.      Ilmu Laya Yoga digunakan sebagai acuan dalam melakukan perbuatan, apakah perbuatan itu baik atau tidak. Dalam hal ini Ilmu Laya Yoga disamakan penerapannya seperti Hukum Karma.
5.      Laya Yoga mengajarkan kita untuk menguasai diri kita sendiri, karena dengan kita dapat menguasai diri, maka inilah sarana untuk kita menguasai segala ilmu pengetahuan serta kebijaksanaan.
6.      Dalam Laya Yoga diajarkan untuk membangkitkan Kundalini dan Cakra dalam tubuh.
7.      Cakra adalah jenis pusat energy yang meneruskan rangsangan dari luar menuju ke otak (ubun-ubun), dimana  seseorang yang mendalami ilmu Laya Yoga (ilmu kekuatan gaib atau Occultisme) akan dapat berasosiasi atau bersonansi dengan senjata Nawa Dewata yang ada di alam semesta, yang mana dalam keadaan normal, oleh indra kita tidak dapat menangkapnya.
8.      Dengan Laya Yoga kita dapat mewujudkan senjata Nawa Dewata melalui cakra-cakra yang ada dalam tubuh kita, untuk mewujudkannya dalam dilakukan melalui Laya Yoga yang telah didalami dengan kekuatan tenaga prana pancaran getaran rohani, pengulangan mantra (Japa), dan meditasi.    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar