Rabu, 01 Januari 2014

Vayu Purana


1.      PENDAHULUAN
Kitab-kitab Purana adalah kitab suci yang disusun berates-ratus tahun yang lampau. Salah satu dari kitab ini adalah kitab Purana. Vayu Purana sendiri mengatakan bahwa kitab-kitab Purana aslinya diturunkan oleh Dewa Brahma dan bahwa orang-orang yang hendak mempelajari Veda dan Upanisad hendaknya memahami kitab Purana terlebih dahulu. Karena pengetahuan Purana merupakan pelengkap dari kitab Veda dan Upanisad. Oleh karena itulah kitab-kitab Purana terdiri dari berbagai jenis kisah dan mitos.
Kami yakin anda sudah pernah mendengar tentang dua epos besar yaitu Ramayana dan Mahabharata.  Ramayana diyakini di tulis oleh Rsi Valmiki dan Mahabharata oleh Rsi Vedavyasa. Diyakini bahwa setelah menyusun kitab Mahabharata Vedavyasa masih belum puas terhadap kisah yang telah diceritakannya. Oleh karena itulah beliau kemudian menyusun delapan belas kitab Purana utama yang dikenal dengan sebutan Mahapurana.
Hampir tidak ada ketidaksetujuan terhadap pernyataan bahwa Mahapurana berjumlah delapan belas. Namun masih ada kebingunan yaitu pada Purana yang keempat, apakah Siva Purana atau Vayu Purana?  Beberapa Purana memberikan delapan belas Purana dimana dalam satu Purana menyebutkan Siva Purana adalah yang keempat sedangkan itu pada Purana yang lain seperti pada Matsya Purana atau Narada Purana menyebutkan bahwa Vayu Purana adalah Purana yang keempat. Akan tetapi tidak ada cara untuk menghindari kontroversi ini , dan jelas bahwa Vayu purana adalah purana yang penting.
Terhadap pertanyaan kapankah Mahapurana itu disusun, maka ini bukanlah pertanyaan sederhana. Sebelum kita telah memiliki kepercayaan yang tradisional bahwa Vedavyasa adalah yang menyusun kitab-kitab ini. Dalam hal ini tidak ada tanggal khusus yang bisa dikatakan tanggal disusunnya Mahapurana.  Para sarjana cenderung berpendapat bahwa kitab-kitab disusun  sekitar 300 A.D dan 1000 A.D, meskipun beberapa bagian mungkin disusun sekitar 500 B.C.
Di antara Purana-Purana, Vayu Purana memiliki jumlah dua puluh empat ribu sloka. kitab-kitab ini dibagi menjadi dua bagian  (bhaga) yaitu bagian yang pertama (Purva bhaga) dan bagian lanjutannya (Uttara bhaga). Ada seratus dua belas adhyaya (bab) dalam Vayu Purana.

2.      RINGKASAN UMUM
Vayu Purana, Vayava Purana atau Sang Hyang Vayu merupakan sebuah  Purana yang diwedakan oleh  Dewa Vayu, dikutip dalam Mahabharata seperti juga di Harivamsa, dan Harivamsa dalam segala hal sangat sesuai dengan isi kitab Vayu Purana. Sudah diketahui umum bahwa penyair Bana (sekitar 625 Masehi) telah membaca Vayu Purana, yang memerintah saat itu. Pada Purana itu dijelaskan dinasti  Gupta sudah memerintah pada abad ke 4 Masehi. Tentunya merupakan sebuah Purana yang lama, dengan nama dan tanpa keragu-raguan, bahkan di dalam naskah-naskah , masih ada banyak karya-karya sastra, yang barangkali tidak lebih lambat dari abad ke 5 Masehi. Di dalam karya ini, dijelaskan pula topic yang sama yang merupakan karakteristik dari kitab-kitab Purana yang lama, yaitu penciptaan dunia, silsilah atau asal usul raja-raja dan lain sebagainya, sebagaimana disebutkan dalam Visnu Purana. Hanya legenda-legenda itu menceritakan keagungan Sang Hyang Siva, bukan Visnu. Seperti Visnu Purana, vayu Purana itu juga meliputi bagian sebuah uraian tentang akhir dunia, ajaran tentang efisiensinya Yoga, yang diakhiri dengan suatu penggambaran dari kemegahan Sivapura, “kota Sang Hyang Siva”, kemana saja seorang Yogi pergi, secara total terpesona dalam meditasi kepada Sang Hyang Siva. Terdapat juga banyak Mahatmya. Strotra dan naskah-naskah ritual yang merupakan bagian dari Vayu Purana. Kita tidak bisa menamakan seluruh Vayu Purana sebagai Purana yang “tua”.
Purana ini amat panjang lebar menguraikan tentang roh-roh dari orang yang telah meninggal dunia (Pitr) dan cara melakukan pemujaan kepada mereka (Sraddha). Satu bab dari Purana ini diabdikan kepada seni nyanyi (gita), akan tetapi, dalam karya Sivaisme, ini kita dapati dua bab uraian mengenai Sang Hyang Visnu.

3.      POKOK-POKOK CERITA
1)      Penciptaan
Pada mulanya. Di alam semesta ini tidak ada apa-apa. Yang ada hanyalah Brahman menyebar dimana-mana. Ia tanpa awal, juga tanpa akhir dan tanpa asal-usul. Ia tidak memiliki wujud, akan tetapi juga bukan tanpa wujud. Ketika tiba waktunya untuk melakukan penciptaan maka yang tampak dimana-mana di alam semesta ini adalah air. Didalam air itu terdapat telur keemasan yang sangat besar bagaikan gelembung raksasa. Brahma lahir dari telur ini, karena kata Garbha berarti rahim maka Brahman kemudian dikenal sebagai Hiranyagarbha.
Didalam telur yang maha besar itu, diciptakanlah semua jenis alam semesta, dalam bentuk embrio. Disana juga ada para dewa, raksasa, manusia dan berbagai makhluk ciptaan lainnya yang diciptakan. Demikianlah awal mula terjadinya penciptaan alam semesta.
Akan tetapi pada akhir satu hari Brahma, maka akan terjadi sebuah penghancuran minor. Dan ketika hari untuk Brahma tiba, dan fajarnya menyingsing maka seluruh alam semesta ini akan diciptakan kembali dalam bentuk yang masih segar. Proses penghancuran secara periodic seperti ini disebut sebagai pemusnahan (Pralaya) dan penciptaannya kembali disebut sebagai Pratisarga.
2)      Varaha Kalpa
Pada akhir kalpa yang lalu, terjadi sebuah penghancuran total dan seluruh alam semesta dipenuhi oleh air. Pada saat itu Visnu kemudian mengambil wujud sebagai seekor babi hutan yang sangat besar (Varaha). Setelah menemukan tempat bumi disembunyikan, maka beliau kemudian mengangkatnya dan menaruhnya pada tempat yang sesuai maka demikianlah bumi mulai mengapung di dalam air bagaikan sebuah perahu yang sangat besar. Visnu juga mengangkat bagian-bagian dari bumi. Pegunungan yang pada kalpa sebelumnya ada dibumi, telah dibakar habis oleh api pralaya. Maka Brahma kemudian menciptakan air, api, udara, langit, penjuru arah, surga, samudra, pegunungan dan pepohonan.
3)      Tentang Yuga
Yuga itu dibagi menjadia empat yaitu satya yuga, treat yuga, dvapara yuga dan Kali Yuga. Dalam Satya Yuga tidak ada lagi konsep tentang Dharma dan Adharma karena semua orang secara alami adalah orang-orang baik. Tidak ada kebencian maupun sifat iri hati. Tidak ada yang perlu untuk diirihatikan karena semua makhluk berada pada derajat yang sama dan seimbang.
Ketika waktu bergerak pada masa Dvapara Yuga maka kekuatan mental yang dimiliki oleh orang-orang mulai menyusut. Pada jaman Treta Yuga manusia menempuh jalan pengetahuan. Pada jaman Treta orang-orang sudah mulai menjadi jahat. Mereka berebut untuk memiliki sungai, daratan, pegunungan, pepohonan dan tanaman. Yang kuat menjadi yang kuasa dan mereka yang kuasa saja yang berhak atas segala kekayaan. Sedangkan yang lemah akan menderita.
Karena menderita oleh kelaparan dan kehausan, maka umat manusia mulai menghadap Dewa Brahma untuk mendapatkan sebuah solusi dari semua masalah mereka.maka Brahma kemudian memerah bumi agar pepohonan, tanaman, dan berbagai jenisnya tumbuh kembali. Untuk memastikan orang-orang tidak bertengkar lagi, maka Brahma kemudian menetapkan aturan atau sikap kebajikan. Inilah kemudian dijabarkan dalam Varnasrama dharma.
Orang-orang diklasifikasikan ke dalam empat golongan atau Varna. Yang pertama adalah Brahmana. Brahmana adalah orang yang dianggap memiliki pengetahuan tentang sifat sejati Brahman, tugas utama mereka adalah melakukan upacara persembahan, belajar kitab suci. Yang kedua adalah Ksatriya tugas utama mereka adalah mengangkat senjata untuk melindungi mereka yang baik dan memberantas kejahatan. Kelompok yang ketiga adalah Vaisya yang tugas utamanya adalah mengembangkan pertanian, peternakan dan perdagangan.  Dan kelompok yang keempat adalah mereka yang masuk kedalam golongan Sudra, yang melayani ketiga golongan sebelumnya dan juga berperan sebagai penghibur atau seniman.
Brahma juga menetapkan aturan-aturan yang harus dilakukan oleh empat asrama. Yang pertama adalah Brahmacarya (tingkatan belajar ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan), yang kedua adalah Grhasta (tahapan pelaku rumah tangga), yang ketiga adalah tahapan Vanaprastha, dan yang keempat adalah Sannyasa (tahapan melakukan pertapaan).
4)      Yoga
Asal mula dari ajaran yoga yang menyebar ke seluruh dunia diturunkan dari Dewa Siva sendiri. Secara tata bahasa kata Yoga berarti kesatuan dan merupakan sebuah bentuk meditasi yang mengajarkan tentang kesatuan antara Jiva individu (Atman) dan Jiva ilahi (Paramatma). Yoga memiliki lima komponen utama yaitu Pranayama, Dhyana, Pratyahara, Dharana dan Smarana (Dhyana).
Dalam seseorang melatih Yoga maka akan ada berbagai jenis gangguan dan halangan yang merintangi kemajuannya menuju hasil yang diinginkan. Halangan-halangan seperti ini disebut sebagai Upasarga. Apabila Upasarga dapat ditaklukkan, maka seseorang yang melatih Yoga akan mencapai berbagai jenis kekuatan batin yang dikenal dengan sebutan Aisvarya (kekayaan). Kekuatan ini ada delapan jenisnya. Yang pertama adalah Anima yaitu kekuatan yang memungkinkan seseorang mendapatkan apapun yang diinginkannya secara seketika. Yang kedua adalah Laghima yaitu kekuatan yang memungkinkan seseorang terbang atau berjalan di udara. Yang ketiga adalah Prapti memungkinkan seseorang mendapatkan benda apapun yang ada di ketiga dunia. Kekuatan yang keempat adalah Prakamya memungkinkan seseorang mendapat segala jenis kekayaan yang ada di seluruh semesta.
Kekuatan yang kelima disebut Mahima yaitu seseorang bisa berhubungan, berkomunikasi dengan segala benda atau objek di seluruh semesta. Kekuatan yang keenam adalah Isitva yaitu kekuatan untuk menciptakan kebahagiaan dan penderitaan diketiga dunia. Kekuatan yang ketujuh adalah Vasitva yang memungkinkan seseorang untuk mengendalikan semua makhluk dan benda. Dan kekuatan yang kedelapan adalah Kamavasayitva memungkinkan seseorang bisa pergi kemanapun sekehendak hatinya.
5)      Tentang Mimpi dan Pertanda
Mimpi dan pertanda sering membantu seseorang untuk bisa menebak apa yang sekiranya akan terjadi pada masa datang. Contoh mimpi dan pertandanya yaitu  Jika matahari tampak lebih kecil maka orang yang melihat itu tidak akan bisa hidup lebih dari sebelas bulan. Seseorang yang bermimpi memuntahkan emas atau perak ditakdirkan tidak bisa bertahanlebih dari sepuluh bulan, dan selain ini ada juga beberapa pertanda buruk lainnya. Dengan keterangan ini, bukan berarti pertanda buruk seperti itu tidak bisa dihindari. Akan tetapi cara yang terbaik untuk mengatasi pengaruhnya adalah dengan mengucapkan pranava mantra “Om”.
6)      Tentang Kalpa
Dalam satu kalpa terdiri dari 4.320.000.000 tahun. Setiap kalpa  adalah satu hari Brahma dan seribu kalpa akan membentuk satu tahun Brahma. Delapan ribu tahun itu membentuk satu Yuga untuk Brahma dan seribu yuga ini disebut satu Savana.  Dua ribu Savana membentuk satu Trivrta dan sekian lamalah masa hidup Brahma.
7)      Brahma, Visnu dan Siva
Pada akhir kalpa yang terakhir, akan terjadi sebuah penghancuran minor dan seluruh dunia akan dipenuhi dengan air dan hanya Visnu yang berbaring pada genangan bah itu, dengan disokong oleh tudung ular maha besar, Ananta.
Ketika Visnu sedang tertidur seperti itu, sebuah teratai tiba-tiba menjulur dari pusarnya. Maka Visnu mulai memainkan teratai yang menjulur itu dan ketika ia sedang asyik mempermainkan teratai, maka datanglah Brahma.
“Sipapakah anda dan mengapa anda duduk diatas air seperti itu?” Tanya Brahma.
“Aku adalah Visnu dan aku adalah penguasa semuanya” jawab Visnu.
“Bagaimana mungkin anda menjadi penguasa semuanya?” Tanya Brahma. “Aku adalah penguasa segalanya yang ada di seluruh alam semesta. Apa yang akan ada diseluruh alam semesta sudah ada di dalam perutku. Jika anda tidak percaya, anda bisa masuk ke dalam perutku dan melihat sendiri kebenaranya.”
Keingintahuan Visnu mulai terbangkitkan dan ia mulai memasuki perut Brahma. Di dalam perut itu, ia sangat heran ketika melihat seluruh alam dan benda yang ada di semesta terlihat disana. Visnu menghabiskan waktu seribu tahun berada di dalam perut Brahma, hingga akhirnya ia keluar melalui mulut Brahma.
Visnu kemudian berkata demikian pada Brahma, aku melihat berbagai benda yang mengagumkan dalam perut anda. Akan tetapi aku juga bisa melalukan hal yang sama. Mengapa anda tidak masuk saja ke dalam perutku? Aku juga bisa memperlihatkan berbagai jenis alam disana.”
Brahma kemudian memasuki perut Dewa Visnu dan melihat berbagai jenis alam disana. Sementara itu, Visnu menutup seluruh jalan keluar dari seluruh tubuhnya hingga Brahma tidak bisa menemukan jalan keluar. Akhirnya ia mengecilkan tubuhnya dan keluar melalui pusar dewa Visnu, dengan memanjat pohon teratai dan duduk di atas bunganya. Karena sebuah teratai disebut sebagai Padma dan yoni berarti tempat kelahiran, maka Brahma kemudian di kenal sebagai Padmayoni.
Ketika semua itu sedang berlangsung, datanglah Dewa Siva. Karena cepatnya kedatangan Beliau hingga terjadi goncangan gelombang yang sangat hebat. Brahma pun bertanya kepada Visnu, siapakah yang menguncangkan air itu. Visnu kemudian memberitahu Brahma bahwa makhluk itu tiada lain adalah Siva, sang penghancur.
Madhu dan Kaitabha
Setelah kepergian Siva, maka muncullah dua raksasa bersaudara yang bernama Madhu dan Kaitabha. Madhu dan Kaitabha membuat kerusuhan. Mereka menghancurkan bunga teratai yang tumbuh di pusar Visnu. Kemudian mereka bahkan berusaha untuk menelan dewa Brahma. sedangkan pada waktu itu Visnu telah tertidur lagi maka Brahma kemudian membangunkannya.
“Mohon selamatkanlah aku dari raksasa-raksasa ini,” demikianlah Brahma memberitahu Visnu. Maka Visnu kemudian menciptakan dua makhluk dari mulutnya. Kedua makhluk ini dinamakan Visnu. Perang yang dilakukan untuk membunuh dua raksasa ini menelan waktu seratus tahun. Lemak dari mayat kedua raksasa itu membentuk bumi. Oleh karena itulah bumi juga dikenal dengan Medini.
8)      Rudra
Siva telah berjanji bahwa beliau akan lahir sebagai putra Brahma. Dan untuk memenuhi tujuannya itu, Brahma mulai bermeditasi. Ketika ia sedang bermeditasi, tiba-tiba seorang putra muncul dipangkuannya dan anak itu mulai menangis dengan amat keras. Karena anak tersebut tetap menangis maka ia dinamakan Rudra.
Akan tetapi anak itu tetap menangis dengan mengatakan bahwa ia menginginkan nama yang kedua. Ini berlangsung hingga tujuh kali. Maka demikianlah Brahma mulai memberikan tujuh nama yang berbeda yaitu Bhava, Siva, Pasupati, Isa, Bhima, Ugra, dan Mahadeva.
Brahma kemudian memberitahukannya tentang delapan wujud yang berbeda yang dimilikinya, bahwa ia akan tinggal di matahari, bumi, air, api, udara, langit, tubuh para Brahmana, dan bulan.
9)      Daksa
Daksa mempunyai putri yang bernama Sati. Sati menikah dengan Siva. Demikianlah Daksa menjadi mertua Siva. Akan tetapi sebagai menantu, Siva tidak pernah memperlihatkan sikap hormat kepada Daksa atau hanya dirasakan oleh Daksa. Misalnya Siva tidak pernah menunduk dihadapan Daksa. Pada suatu kesempatan, Daksa mengundang semua putrinya untuk datang kerumahnya. Satu-satunya yang tidak di undang adalah Sati.
Akan tetapi meski tidak di undang, Sati tetap saja pergi ke rumah ayahnya. Ketika Sati di rumah ayahnya dia di acuhkan oleh ayahnya.
“Ayahanda, mengapa anda memperlakukan aku seperti itu?” Tanya Sati. Bagaimanapun juga aku adalah putri tertuamu.”
“Mungkin itu benar, jawab Daksa. Tetapi lihat kelakuan suamimu. Ia jauh lebih rendah dan hina dari pada menantu-menantuku yang lain.”
Sati menjadi sangat marah atas kata-kata itu.
“Suamiku dan aku tidak pernah melakukan dosa” katanya pada ayahnya. “akan tetapi anda telah menghina kami. Aku berhutang tubuh ini kepada anda. Tetapi aku tidak ingin lagi memiliki tubuh yang karenanya aku berhutang pada anda.”
Setelah berkata demikian, Sati mulai melakukan Yoga. Karena kuatnya kekuatan meditasinya, maka sebuah api yang besar muncul dan membakar tubuh fisiknya menjadi abu. Dewa Siva mengetahui hal ini dan menjadi murka karenanya. Dia pun mengutuk Daksa untuk lahir ke bumi. Ia terlahir sebagai putra Marisa.
Suatu ketika Daksa melaksanakan upacara persembahan, semua Dewa dan Rsi di undang. Dan satu-satunya yang tidak hadir adalah Siva bersama permaisurinya. Rsi Dadhica memprotes Daksa atas tidak dihadirkannya Siva di upacara itu. Dan terlebih lagi, ia menjamin Daksa bahwa dengan perbuatannya itu maka upacara yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Karena Siva dan Parwati tidak di undang, maka Siva kemudian menciptakan sesosok raksasa dari mulutnya. Raksasa itu dinamakan Virabhadra. Virabhadra disuruh untuk menghancurkan Yajna yang dilakukan Daksa. Virabhadra dibantu oleh seorang Dewi untuk membantu Virabhadra untuk membantu tugasnya. Dewi ini dinamakan Bhadrakali.
Pasukan yang menakutkan ini kemudian menyerang rumah Daksa dan menghancurkan. Sementara itu para Dewa dan Rsi yang telah datang ke upacara itu tidak tahu apa yang harus ia lakukan.  Daksa berusaha melarikan diri akan tetapi Virabhadra menariknya dan memenggal kepalanya dengan sebilah pedang.
Para Dewa dan Rsi mulai memohon kepada dewa Siva. Karena berkenan oleh doa-doa mereka, dewa Siva kemudian menampakkan  diri dan memperbaiki semuanya beliau mengembalikan semuanya seperti semula dan beliau juga menghidupkan kembali Daksa yang kemudian memohon serta berdoa kepada dewa Siva. Maka demikianlah dewa Siva mendapatkan kembali kehormatannya.
10)  Geografi
Svayambhuva Manu memiliki dua orang putra yang bernama Priyavrata dan Uttanapada. Priyavrata memiliki seratus orang anak. Sepuluh diantaranya dinamakan Agnidhra, Vapusmana, Medha, Medhatithi, Vibhu, Jyotismana, Dyutimana, Havya, Savana, dan Sarwa. Ketika Priyavrata memutuskan untuk mengasingkan diri kedalam hutan, maka ia kemudian membagi kerajaannya kepada ketujuh putranya. Dan tiga dari sepuluh anak Priyavrata tidak berminat untuk memerintah. Oleh karena itu mereka kemudian memilih pergi ke hutan untuk bermeditasi.
Agnidhra  yang memerintah di Jambudvipa memiliki Sembilan orang putra. Mereka adalah Nabhi, Kimpurusa, Hari, Ilavrata, Ramya, Harinmana, Kuru, Badrasva, dan Ketumala. Nabhi mewarisi wilayah yang membentang menuju ke selatan Himalaya. Kimpurusa mendapatkan Hemakutavarsa, Hari mendapatkan  Naisadhavarsa, Ramya mewarisi Nilavarsa, Harinmana mewarisi Svetavarsa, Bhadrasva mendapatkan Malyavanavarsa dan Ketumala mendapatkan Gandhamadanavarsa. Ilavrata mendapatkan wilayah yang berada di sekitar gunung Sumeru dan Kuru mendapatkan wilayah utara gunung Srngavana.
Nabhi memiliki seorang anak yang bernama Rsabha dan putra dari Rsabha ini adalah Bharata. Setelah masa pemerintahan Bharata maka wilayah yang pernah dikuasai oleh Nabhi kemudian di kenal dengan Bharatavarsa.
Gunung Sumeru adalah pegunungan yang sangat tinggi dan berlimpah dengan harta di dalamnya. Puncak gunung pada permukaan yang ada di timur  berwarna putih diasosiasikan dengan para Brahmana. Sedangkan di utara berwarna merah diasosiasikan dengan para ksatrya. Puncak yang ada di selatan berwarna kuning diasosiasikan dengan para Vaisya. Sedangkan yang berada di barat berwarna keabu-abuan diasosiasikan dengan para Sudra.
11)  Astronomi
Bumi ini terbuat dari lima elemen utama. Kelima elemen yang dimaksud adalah tanah, angin, langit, air dan energi. Selain itu ada juga alam yang berada di bawah tanah (patala). Alam-alam ini adalah Atala, Sutala, Vitala, Gabhastala, Mahatala, Sritala, dan Patala. Tanah yang ada di Atala berwarna hitam, Atala dipimpin oleh seorang asura bernama Namuci. Di Sutala berwarna pucat, Sutala dipimpin oleh seorang asura yang bernama Mahajambha. Vitala tananya berwarna merah, Vitala dipimpin oleh asura bernama Prahlada. Di Gabhastala berwarna kuning, dipimpin oleh seorang asura bernama Kalanemi. Di Mahatala berwarna putih, dipimpin oleh seorang asura bernamaVirocana. Di Sritala kebanyakan terdiri dari bebatuan dan karang, dipimpin oleh seorang asura bernama Kesari dan di Patala tanahnya berlapis emas, dan dipimpin oleh seorang asura bernama Vali.
Sebagaimana tujuh loka yang membentuk wilayah bawah tanah, ada tujuh loka lain yang membentuk alam atas. Jadi secara keseluruhan alam semesta ini terdiri dari empat belas loka. Tujuh loka bawah dan ditambah tujuh loka atas yaitu Bhuhloka, Bhuvarloka, Svarloka, Mahaloka, Janaloka, Tapoloka, dan Satyaloka.
12)  Kisah Tentang Leher Dewa Siva yang Berwarna Biru
Pada suatu masa, para dewa dan asura berkerjasama untuk mengaduk samudra (samudra manthana) untuk mendapatkan Amrita (minuman keabadian) dari hasil pengadukan lautan yang amat luas itu. Akan tetapi ketika proses pengadukan itu dimulai, beberapa racun yang sangat berbahaya muncul dan ini membuat para dewa dan asura ketakutan melihat keganasan racun itu, dan mereka berfikir pasti racun itu akan menghancurkan mereka semua. Oleh karena itu kemudian mereka lari kepada Brahma untuk meminta bantuan.
Karena Brahma tidak bisa menolong mereka, maka Brahma menyuruh mereka untuk berdoa dan memohon bantuan kepada Siva. Dan Siva pun muncul, kemudian beliau menelan semua racun itu, akan tetapi karena terlalu hebatnya kekuatan racun itu maka leher dewa Siva dibuat menjadi biru. Maka saat itulah Siva dikenal bergelar Nilakantha.
13)  Vedavyasa
Ketika jaman Dvapara yuga tiba, Brahma memperhatikan bahwa orang-orang mulai telah menjadi jahat dan tidak lagi memperhatikan ajaran Veda. Perlahan-lahan mereka rmembagi kitab Veda itu menjadi beberapa bagian sehingga kebajikan dan kebijaksanaan dapat menyebar kepada orang-orang. Dewa Brahma kemudian memerintahkan Krsna Dvaipayana Vedavyasa untuk membagi kitab Veda menjadi empat bagian.
Vedavyasa memiliki lima orang siswa. Mereka adalah Jaimini, Sumantu, Vaisampayana, Pailah dan Lomaharsana. Empat bagian dari Veda yang amat terkenal yaitu Rg Veda, Sama Veda, Yayur Veda, dan Atharwa Veda. Rsi Paila diajarkan Rg Veda, Jaimini mendapatkan Sama Veda, Vaisampayana Yayur Veda dan Sumantu mendapatkan Atharwa Veda. Vaisampayana menyusun enam puluh enam samhita dan mengajarkannya kepada murid-muridnya. Murid-muridnya ini kemudian di kenal dengan para Caraka.
14)  Manvantara
Dalam Manvantara ini Lomaharsana bercerita kepada para Rsi tentang isi dari Manvatara tersebut, yang isinya ada empat belas Manu, diantaranya: Manu yang pertama adalah Svayambhuva Manu, Manu yang kedua adalah Svarocisa, Manu yang ketiga adalah Uttama, Manu yang keempat adalah Tamasa, Manu yang kelima adalah Raivata, Manu yang keenam adalah Caksusa, Manu yang ketujuh adalah Vaivasvata, Manu yang kedelapan adalah Savarni, Manu yang kesembilan adalah Merusarvani atau Daksasavarni, Manu yang kesepuluh adalah Dharmasarvani, Manu yang kesebelas adalah Bhavasavarni, Manu yang kedua belas adalah Rtasavarni, Manu yang ketiga belas adalah Rouchya, Manu yang keempat belas adalah Bhoutya.
15)  Vena Dan Prthu
Disini isinya tentang silsilah keturunan dari Manu yang keenam yaitu Caksusa. Caksusa memiliki buyut yang bernama Vena. Namun Vena adalah anak yang memiliki kecendrungan yang buruk, karena ibu Vena Sunitha yaitu putri dari Mrtyu. Mrtyu adalah orang jahat, bahkan semenjak lahirnya Vena cenderung bergaul dengan kakeknya, sehingga ia mendapat pengaruh buruk darinya. Ketika menjadi raja ia menekan semua rakyatnya yang membuat para Rsi tidak memiliki pilihan lain selain membunuh Vena. Setelah Vena dibunuh kemudian para Rsi memukuli tubuh Vena sampai dengan tangannya untuk mendapatkn seorang keturunan dari Vena untuk dijadikan pengganti Raja di kerajaan Vena. Dari tangan Vena itulah lahir Prthu dengan mengenakan baju pelindung yang tak terkalahkan. Tubuh Prthu sangat cemerlang sehingga ia tampak bersinar bagaikan cahaya matahari. Prthu juga berhasil memerintah kerajaan di seluruh dunia dengan adil dan bijaksana sehingga seluruh rakyatnya sejahtera dan tentram.
Pada masa ini Brahma kemudian melakukan Yadnya. Dari Yadnya itulah lahir para Suta dan Magadha. Mereka merupakan hasil perkawinan silang antara para kasta. Para Rsi pun meminta para Suta dan Magadha menyusun puisi untuk mengagung-agungkan Raja Prthu.
Akan tetapi rakyat dari Prthu tidak memiliki pekerjaan. Sehingga rakyat meminta bantuan kepada Raja Prthu. Prthu kemudian member usul untuk membuat bumi menjadi datar. Bumi pun mendengar rencana itu dan ketakutan. Bumi pun berubah wujud menjadi seekor sapi dan melarikan diri. Prthu yang mengetahui hal itu sangat marah dan ia mengejar bumi dengan membawa anak panah.
Akhirnya bumi meminta pertolongan kepada Prthu, “mohon jangan bunuh aku, aku adalah seorang wanita. Membunuh wanita adalah sebuah kejahatan, selain itu juga kalu kamu membunuhku bagaimana cara rakyatmu mendapatkn nafkah? Aku punya ide lain. Aku telah mengambil wujud menjadi seekor sapi, maka sebaiknya perahlah aku dan tujuanmu akan tercapai.” Kata bumi. Dari peristiwa itulah bumi kemudian dikenal sebagai Prthivi.
16)  Para Praceta
Pracinavarhi adalah buyut dari Prthu. Pracinavari kemudian menikah dengan Savarna, putrid dari Samudra. Mereka memiliki sepuluh orang putra yang dikenal sebagai para Praceta. Para Praceta sangat senang bermeditasi.
Pada suatu hari mereka dicalonkan untuk memerintah seluruh dunia. Akan tetapi selama masa pemerintahannya itu mereka tidak melakukan tugasnya, melainkan hanya bermeditasi saja. Sehingga bumi menjadia hutan yang leaba, dan angin tidak bisa berhembus dengan leluasa. Selama sepuluh tahun para Praceta bermeditasi maka selama itu pula rakyat mereka menderita.
Keadaan yang demikian didengar oleh para Praceta yang membuat mereka sangan marah. Kemudian mereka mengeluarkan api dari mulutnya dan membakar semua pohon yang tumbuh. Soma sebagai dewa dari pepohonan pun berusaha menenangkan para Praceta. Soma menawarkan putri dari pohon yang bernama Marisa sebagai istri dari para Praceta.
Mak sepuluh Praceta ittu kemudian menikah dengan Marisa dan lahirlah seorang anak yang bernama Daksa.
17)  Keturunan Daksa
Mengenai keturunan Daksa yang dibahas ini berbeda dengan di dalam bagian penciptaan. Disini Daksa menikah dengan Asikni yang dimiliki seribu orang putra yang dinamakan para Haryasva. Akan tetapi Rsi Narada membujuk para Haryasva untuk meninggalkan urusan duniawi dan pergi kehutan. Maka demikianlah para Haryasva meninggalkan keduniawian dan pergi kehutan untuk meditasi.
Daksa dan Asikni kemudian memiliki seribu orang putra lagi yang dikenal sebagai Savalasva. Akan tetapi Narada kembali berhasil membujuk mereka untuk pergi kehutan dan melakukan meditasi.
Setelah itu Daksa dan Asikni memiliki enam puluh orang putri. Sepuluh diantaranya dinikahi Dharma. Dua puluh tujuh putrinya dinikahi oleh Dewa bulan, Candra. Sedangkan empat belas putri Daksa dinikahi oleh Rsi Kasyapa dan semua mahluk yang ada di alam semesta ini adalah keturunan dari Kasyapa.
Sementara itu Surabhi berhasil menyenangkan dewa Siwa dengan melahirkan sebelas Rudra. Ia juga menjadi ibu dari para kuda, sapi, kerbau dan semua hewan berkaki empat lainnya. Surabhi juga sebagai ibu dari sebelas Rudra dalam Vayu Purana.
18)  Putra-Putri Diti
Putra-putri Diti dikenal dengan sebutan para asura. Diti memperhatikan Putra-putrinya dan keturunannya senantiasa menderita. Maka Diti berusaha untuk menyenangkan dan memuaskan Kasyapa.hingga akhirnya Kasyapa terpuaskan dan berkenan memberikan sebuah anugrah kepada Diti yaitu seorang putra yang bisa membunuh Indra. Kasyapa pun mengabulkan keinginan Diti meskipun dengan terpaksa.
Sekarang sepuluh tahun telah berlalu. Pada saat itulah Diti melakukan kesalahnya. Dia begitu lelah sehingga tertidur sangan lelap. Saat itulah juga Indra bisa menangkap kesempatan, untuk masuk kedalam tubuh Diti, kemudian masuk ke rahimnya. Di dalam rahim Ditilah Indra memotong-motong janin yang ada dalam rahim Diti. Sampai akhirnya diti terbangun dan memohon untuk tidak membunuh putra-putrinya, dan Indra pun menyetujuinya. Maka lahirlah anak-anak itu dan diberi nama Maruta. Atas berkah dan anugrah Kasyapa maka mereka menjadi sahabat sejati Dewa Indra dan senantiasa menemaninya.
19)  Anak-Anak Kasyapa Yang Lain
Disini dikisahkan tentang istri Kasyapa yang lain yaitu Danu. Danu memiliki putra-putra yang dikenal dengan gelar sebagai para danawa(hantu).
Muni melahirkan para penyanyi kahyangan dan penari surga. Vinata memiliki dua orang putra dan satu orang putri yang menjadi ibu dari para burung. Kadru melahirkan para ular naga. Khasa melahirkan dua orang putra yang keduanya memiliki penampakan yang buruk. Susara melahirkan para raksasa jenis yang lain. Krodavasa melahirkan para hantu. Sedangkan keturunan Tamra adalah binatang-binatang buas.
20)  Tentang Para Leluhur
Siapakah yang dimaksud para leluhur?” Tanya para Rsi. Kemudian Lomaharsana pun menceritakan sebuah kisah.
Ketika pertama kali Brahma mulai melakukan penciptaan, para dewa dilahirkan pertama kali. Kemudian para dewa juga melakukan penciptaan sendiri-sendiri. Mereka pun mulai mengajarkan penciptanya itu yg disebut sebagai Bapa (Pita). Maka mahluk-mahluk ciptaan Dewa dikenal sebagai para Pitras (leluhur).
21)  Keturunan Dinasti Surya
Dewa Matahari, Surya dilahirkan sebagai putra dari Kasyapa dan Aditi. Surya lahir dari sebuah telur. Setelah telur itu lahir, ia dikenal sebagai nama Martanda. Sebagai Martanda, Surya menikah dengan Samjna. Mereka memiliki dua orang Putra dan seorang Putri. Akan tetapi karena saking kuatnya sinar yang dipancarkan oleh tubuh Surya, ini membuat Samjna tidak tahan memandangi suaminya. Kemudian dia menciptakan seorang wanita yang sama précis dengan dirinya, wanita ini kemudian dimanakan Chaya (bayangan).
Sementara itu, Surya tidak menyadari bahwa Samjna yang telah menjelma menjadi seekor kuda betina digantikan oleh Chaya. Dan selama bersama Chaya, Surya telah memiliki dua orang putra dan satu orang putri. Chaya tampak lebih perhatian kepada putra putrinya ketimbang putra putri Samjna. Karena hal itu, anak dari Samjna, yaitu Yama menendang Chaya, dam ia pun dikutuk. Yama pun memberitahu Surya dengan gaya kekanak-kanankannya. Tapi benarkah tindakan seorang ibu menguttuk anaknya?
Surya pun mencari Samjna dan mengetahui bahwa istri berada di kerajaan Uttarakuru. Surya pun ikut menjelma menjadi seekor kuda jantan dan kembali bergabung dengan istrinya. Mereka kemudian memiliki dua orang anak yang lahir dengan wujud kuda, mereka menjadi tabib dari para dewa.
Raja-raja dinasti Surya adalah kturunan dari Ikavaku. Dan dalam generasi inilah lahir Sri Rama yang dikenal dalam kisah Ramayana.
22)  Dhundhu
Dalam salah satu garis keturunan Surya adalah Vrhadasva. Setelah cukup umur Vrhadasva pun mengundurkan diri kedalam hutan bersama istrinya, namun Ytanka meminta agar Vrhadasva tidak pergi kehutan dulu kerena didalam pertapaannya di pinggir lautan sering didatangi oleh seorang raksasa yang menakutkan bernama Dhundhu. Maka Vrhadasva pun menyerahkan anaknya yang bernama Kuvalasva karena ia yakin anaknya akan mampu menghancurkan raksasa itu.
Demikianlah Kuvasalva ikut bersala para Rsi ke pinggir lautan untuk mencari raksasa yang bernama Dhundhu. Dhundhu pun mengetahui hal itu dan mengeluarkan angin topan yang dasyat dan mengeluarkan pasukan raksasa untuk menyerang Kuvalasva. Semuasemua saudara-saurada Kavalasva tewas. Akan tetapi Dhundhu sama sekali tidak bisa melukai Kavalasva. Dan pada akhirnya ia bisa mengalahkan sang raksasa hingga mendapat gelar Dhundhumara.
23)  Trisanku
Kisah ini berawal dari generasi Surya, yaitu seorang raja yang bernama Trayaruna. Putranya bernama Satyavrata, dan memiliki kekuatan yang sangat hebat. Akan tetapi ia melakukan banyak sekali dosa. Hingga akhirnya ia dibuang oleh ayahnya yang didukung pula oleh rsi Vasistha.
Pada suatu hari rsi Visvamitra pergi ke pinggir samudra untuk melaksanakan tapabrata. Dan selama itulah keluarganya hidup mlarat. Namun Satyavratalah yang menolong kluarga dari rsi Visvamitra dengan hasil berburunya.
Suatu hari Satyavrata ingat bahwa rsi Vasistha memiliki sapi. Ia pn mengambil sapi itu untuk dimakan bersama keluarga Visvamitra karena ia membenci rsi Vasistha yang telah menyetujui keinginan ayahnya untuk membuang dirinya.
Mengetahui hal itu rsi Vasistha pun sangan marah karena Satyavrata telah melakukan tiga (tri) kesalahan yaitu telah mencuri barang milik orang lain, telah membuat penderitaan pada kedua orang tuanya dan telah mencuri dan membunuh sapi milik rsi Vasistha. Maka sri Vasistha mengutuk Satyavrasta akan dikenal bernama Trisanku.
Meskipun tidak disetujui oleh rsi Vasistha, namun Visvamitra tetap melakukan penobatan terhadap Trisanku. Dengan kekuatannya yang sangat hebat maka ia mengirim Trisanku kesurga dengan tubuh fisiknya. Inilah kesaktian yang sangat mengagumkan sehingga setiap orang yang mendengarkan pasti kagum.
24)  Sagara
Ini dikisahkan dari seorang raja yang bernama Vahu . Vahu adalah seorang raja yang sangat senang mengumpulkan kekayaan hingga ia tidak menghiraukan kerajaannya. Sehingga musuh-musuhnya dengan mudah memanfaatkan kelemahannya. Maka Vahu bersama istrinya melarikan diri kehutan. Vahu dengan keadaannya yang tua dan shock ketika harus kehilangan kerajaannya, sehingga ia meninggal didalam hutan.
Istri Vahu yang bernama Yadavi memutuskan untuk membakar dirinya pada saat pembakaran mayat suaminya. Akan tetapi rsi Ourva menengahinya, karena di dalam rahim Yadavi terdapat janin yang nantinya akan dapat mengalahkan musuh-musuh ayahnya.
Yadavi pun tidak jadi melakukan bunuh diri. Ia mulai tinggal di petapaan sang rsi. Tidak berapa lama ia pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan bersamaan dengan munculnya racun (gara). Dan kata Sa berarti barsatu dengan, maka bayi itu pun diberi nama Sagara.
25)  Garis Keturunan Candra Vamsa
Candra putra dari rsi Atri yang sangat skti. Dari kesaktian yang dimiliki rsi Atri terlahirlah Candra melalui kekuatan energy yang diserap oleh para dewi yang berkuasa di sepuluh perjuru alam. Brahma menberikan kereta yang ditarik oleh seribu kuda yang berbulu putih kepada Candra. Candra pun berkeliling dengan menggunan kreta tersebut sehingga membuat energya berjatuhan kebumi. Inilah yang menjadi asal dari tumbuh-tumbuhan.
Candra kemudian melakukan upacara istimewa. Keberhasilan yadnya tersebut membuat Candra berubah. Candra memiliki dua puluh tujuh istri dan memculik Tara. Dari peristiwa tersebut maka terjadilah perang antara dewa dan raksasa yang berpihak pada Candra. Akhirnya Brahma menengahi permasalahan. Kemudian Candra pun mau mengembalikan Tara kepada rsi Brhaspati.
Akan tetapi selama bersama Candra. Tara telah memiliki anak bernama Budha. Budha pun menikah dengan Ila putri dari Vaivasvata Manu dan memilki anak bernama Pururava yang menjadi generasi Puru.

26)  Pururava Dan Uruvasi
Pururava adalah seorang raja yang baik yang melakukan banyak yadnya. Ia memerintah di bumi dengan baik. Urvasi adalah seorang apsar yang cantik dan ketika bertemu Pururava langsung jatuh cinta. Pururava pun meminta kepada Urvasi untuk menikah dengannya. Urvasi pun menyetujuinya dengan syarat meletakkan dan menjaga doa domba kesayangannya di dakat ranjangnya. Pururava pun menyetujui persyaratan yang aneh itu. Kemudian mereka hidup berbahagi selama beberapa tahun
Akan tetapi para penghuni kahyanagan kesepian dengan tidak adanya Urvasi disana. Maka mereka pun merencanakan hal licik dengan mengambil dua domba kesayangan Urvasi. Urvasi pun kembali ke kahyangan. Pururava kemudian mencari damba tersebut dan di temukannya. Akan tetapi Urvasi telah meninggalkannya. Hingga pada suatu hari ia bertemu lagi denga Urvasi. Setelah terjadi percakapann maka Urvasi kembali lagi bersama Pururava, Devayani dan Sarmistha. Dalam kesehariannya Yayati lebih menyayangi Sarmistha. Maka dari itu Devayani pun mengutuk Yayati mengalami usia tua tidak pada waktunya.
Yayati pun hidup menderita. Ia pun meninta kepada keempat anaknya, untuk memberikan usia medanya padanya. Namun anaknya tidak ada yang mau memberikannya. Hal itu membuat Yayati marah dan mengutuk anaknya, bahwa semua keturunannya tidak aka nada yang menjadi raja. Hanya Purulah yaitu salah satu dari kelima anaknya yang mau memberikan usia mudanya pada ayahnya. Dan Yayati pun memberkati Puru dan mengambil usia muda ananya itu.
Setelah Yayati puas menikmati kemewahan hidupnya, ia pun merasa lelah. Ia kemudian mengembalikan masa muda anaknya dan mengambil masa tuanya kembali, ia oun mengasingkan diri ke hutan. Semua harta yang dimiliki Yayati kemuadian di bagi-bagikan kepada semua anak-anaknya.
27)  Kartavirya Arjuna
Tersebutlah ada seorang raja yang bernama Kartavirya dan memiliki seorang anak yang bernama Kartavirya Arjuna.
Arjuna adalah seorang petapa yang sangan sakti, sehingga di dalam petapaannya ia berhasil menyanangkan rsi Dattatreya dan mendapat empat anugrah. Anugrah yang pertama, Arjuna diberi kan memiliki tangan seribu. Anugrah yang kedua adalah ia mendapat kekuatan bujukan yang memungkinkan orang jahat kembali kejalan yang benar. Anugrah yang ketiga, adalah ia akan berhasil menaklukkan seisi bumi dan memerintah sesuai dengan ajaran Dharma. Dan anugrah yang keempat, adalah ia akan mendapatkan kematiannya dari seseorang yang jauh lebih unggul darinya dari segala hal.
Kartivirya Arjunan pun memerintah kerajaannya dengan sangat bijaksana. Namun pada suatu hari Surya meminta untuk memberikan makanan padanya dengan cara membakar semua isi alam semesta, dengan senjata-senjata yang yang sangan dasyat. Salah satu senjata itu adalah panah yang memiliki anak panah yang tidak bisa habis dan ujung anak panah itu apabila dikeluarkan akan menghasilkan bara api yang sangat dasyat.
Adalah putra dari Varuna yang bernama Vasistha yang sangat sakti dalam bertapa. Mengetahui hal yang dilakukan oleh Arjuna maka ia sangat marah sekali dan mengutuk Arjuna. Kutukan itu adalah bahwa tidak akan ada yang memakai nama Arjuna. Apabila nanti ada yang menggunakan nama Arjuna yaitu salah satu dari Pandawa putra dari dewi Kunti, ia pun tidak akan pernah menjadi raja. Dan Arjuna akan dibunuh oleh Parasurama. Akhirnya Kartavirya arjuna pun di bunuh oleh Parasurama yaitu adalah reinkarnasi dari Visnu.
28)  Para Dewa Dan Asura
Para Asura dan Para Dewa senantiasa tidak pernah akur. Dalam segala kesempatan mereka selalu berperang. Namun selama itu pula para Asura selalu dapat dikalahkan oleh para Dewa.
Kemudian para Asura pergi kepada gurunya yang bernama Sukaracarya dan menceritakan semuanya. Kemudian Sukaracarya miminta bantuan kepada Siva, dan ia pun disuruh bertapa selama sepuluh ribu tahun. Selama itu pula Brhaspati menyamar menjadi guru para Asura dan Asura pun tidak menyadarinya.
Setelah Sukaracarya kembali, maka para Asura pun bingung karena mereka sama sekali tidak dapat dibedakan. Dalam hal yang demikian para Asura memilih Sukaracarya yang palsu. Dan Sukaracarya pun kecewa terhadap para Asura. Para Asura yang mengetahui kesalahannya itu pun berusaha untuk menyenangkan gurunya kembali. Akan tetapi karena kesalahan yang dilakukannya itu para Asura tidak dapat mendapatkan kekuatan yang akan didapatkan dari gurunya selama sepuluh ribu tahun dari Siva.
29)  Inkarnasi-Inkarnasi Dari Dewa Visnu
Karena kutukan dari rsi Bhrgu, maka Visnu harus lahir beberapa kali di bumi yang dikenal dengan Avatara. Vayu Purana memberikan sepuluh inkarnasi dari Visnu, diantaranya:
(1)      Matsya Avatara (dalam wujud ikan)
(2)      Narasima (dalam wujud manusia berkepala singa)
(3)      Vamana (dalam wujud manusi cebol)
(4)      Dattatreya (dalam wujud seorang Rsi)
(5)      Bhavya
(6)      Parasurama
(7)      Rama
(8)      Vedavyasa
(9)      Krsna
(10)  Kalki

4.      NILA-NILAI DALAM CERITA
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam cerita di atas yaitu :
1)      Nilai Theologi yaitu dalam cerita-cerita yang ada dalam Vayu purana ini disebutkan mengenai keyakinan bahwa Brahman sebagai awal dari segalanya dan keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Brahma, Visnu dan Siva (pencipta, pemelihara dan pelebur).
2)      Nilai Religius yaitu adanya pemujaan terhadap Siva dalam bentuk upacara yang dilaksanakan di Gunung Himalaya.
3)      Nilai Kesetiaan dan Kasih sayang, seperti pada cerita Daksa. Dimana Sati atau parvati rela bertapa agar dia bisa meninggalkan badan wadagnya demi Dewa Siva. Karena Sati tidak tahan mendengarkan penghinaan ayahnya (Daksa) terhadap suaminya (Dewa Siva).
4)      Nilai Persahabatan yaitu pada cerita putra-putri Diti. Dimana antara Diti dan Indra awalnya terjadi suatu perselisihan, dan Diti ingin sekali membunuh Indra. Namun akhirnya antara Indra dan Diti terjalin suatu persehabatan.
5)      Nilai Keserakahan yaitu dapat kita petik nilai keserakahan dari cerita Sagara. Dimana raja Vahu sangat terobsesi terhadap kekayaan. Sampai dia rela menyerahkan kerajaanya demi kekayaan yang lebih banyak.









2 komentar:

  1. Om swastyastu, SUksma telah memposting Vayu Purana. Mudahan dapat diposting juga purana purana yang lain. Pekaryang pinih mautama, lanturang.
    Tityang I Ketut Puspa Adnyana ring Kendari
    puspaswaran@gmail.com

    BalasHapus
  2. ijin dengan bentuk makalah ada ya

    BalasHapus