1.
PENDAHULUAN
Kitab-kitab
Purana adalah kitab suci yang disusun berates-ratus tahun yang lampau. Salah
satu dari kitab ini adalah kitab Purana. Vayu Purana sendiri mengatakan bahwa
kitab-kitab Purana aslinya diturunkan oleh Dewa Brahma dan bahwa orang-orang
yang hendak mempelajari Veda dan Upanisad hendaknya memahami kitab Purana
terlebih dahulu. Karena pengetahuan Purana merupakan pelengkap dari kitab Veda
dan Upanisad. Oleh karena itulah kitab-kitab Purana terdiri dari berbagai jenis
kisah dan mitos.
Kami yakin anda
sudah pernah mendengar tentang dua epos besar yaitu Ramayana dan
Mahabharata. Ramayana diyakini di tulis
oleh Rsi Valmiki dan Mahabharata oleh Rsi Vedavyasa. Diyakini bahwa setelah
menyusun kitab Mahabharata Vedavyasa masih belum puas terhadap kisah yang telah
diceritakannya. Oleh karena itulah beliau kemudian menyusun delapan belas kitab
Purana utama yang dikenal dengan sebutan Mahapurana.
Hampir tidak ada
ketidaksetujuan terhadap pernyataan bahwa Mahapurana berjumlah delapan belas.
Namun masih ada kebingunan yaitu pada Purana yang keempat, apakah Siva Purana
atau Vayu Purana? Beberapa Purana
memberikan delapan belas Purana dimana dalam satu Purana menyebutkan Siva
Purana adalah yang keempat sedangkan itu pada Purana yang lain seperti pada
Matsya Purana atau Narada Purana menyebutkan bahwa Vayu Purana adalah Purana
yang keempat. Akan tetapi tidak ada cara untuk menghindari kontroversi ini ,
dan jelas bahwa Vayu purana adalah purana yang penting.
Terhadap
pertanyaan kapankah Mahapurana itu disusun, maka ini bukanlah pertanyaan
sederhana. Sebelum kita telah memiliki kepercayaan yang tradisional bahwa
Vedavyasa adalah yang menyusun kitab-kitab ini. Dalam hal ini tidak ada tanggal
khusus yang bisa dikatakan tanggal disusunnya Mahapurana. Para sarjana cenderung berpendapat bahwa
kitab-kitab disusun sekitar 300 A.D dan
1000 A.D, meskipun beberapa bagian mungkin disusun sekitar 500 B.C.
Di antara
Purana-Purana, Vayu Purana memiliki jumlah dua puluh empat ribu sloka.
kitab-kitab ini dibagi menjadi dua bagian
(bhaga) yaitu bagian yang pertama (Purva bhaga) dan bagian lanjutannya
(Uttara bhaga). Ada seratus dua belas adhyaya (bab) dalam Vayu Purana.
2. RINGKASAN UMUM
Vayu Purana,
Vayava Purana atau Sang Hyang Vayu merupakan sebuah Purana yang diwedakan oleh Dewa Vayu, dikutip dalam Mahabharata seperti
juga di Harivamsa, dan Harivamsa dalam segala hal sangat sesuai dengan isi
kitab Vayu Purana. Sudah diketahui umum bahwa penyair Bana (sekitar 625 Masehi)
telah membaca Vayu Purana, yang memerintah saat itu. Pada Purana itu dijelaskan
dinasti Gupta sudah memerintah pada abad
ke 4 Masehi. Tentunya merupakan sebuah Purana yang lama, dengan nama dan tanpa
keragu-raguan, bahkan di dalam naskah-naskah , masih ada banyak karya-karya sastra,
yang barangkali tidak lebih lambat dari abad ke 5 Masehi. Di dalam karya ini,
dijelaskan pula topic yang sama yang merupakan karakteristik dari kitab-kitab
Purana yang lama, yaitu penciptaan dunia, silsilah atau asal usul raja-raja dan
lain sebagainya, sebagaimana disebutkan dalam Visnu Purana. Hanya
legenda-legenda itu menceritakan keagungan Sang Hyang Siva, bukan Visnu.
Seperti Visnu Purana, vayu Purana itu juga meliputi bagian sebuah uraian
tentang akhir dunia, ajaran tentang efisiensinya Yoga, yang diakhiri dengan
suatu penggambaran dari kemegahan Sivapura, “kota Sang Hyang Siva”, kemana saja
seorang Yogi pergi, secara total terpesona dalam meditasi kepada Sang Hyang
Siva. Terdapat juga banyak Mahatmya. Strotra dan naskah-naskah ritual yang
merupakan bagian dari Vayu Purana. Kita tidak bisa menamakan seluruh Vayu
Purana sebagai Purana yang “tua”.
Purana ini amat
panjang lebar menguraikan tentang roh-roh dari orang yang telah meninggal dunia
(Pitr) dan cara melakukan pemujaan kepada mereka (Sraddha). Satu bab dari
Purana ini diabdikan kepada seni nyanyi (gita), akan tetapi, dalam karya
Sivaisme, ini kita dapati dua bab uraian mengenai Sang Hyang Visnu.
3.
POKOK-POKOK
CERITA
1)
Penciptaan
Pada mulanya. Di alam
semesta ini tidak ada apa-apa. Yang ada hanyalah Brahman menyebar dimana-mana.
Ia tanpa awal, juga tanpa akhir dan tanpa asal-usul. Ia tidak memiliki wujud,
akan tetapi juga bukan tanpa wujud. Ketika tiba waktunya untuk melakukan
penciptaan maka yang tampak dimana-mana di alam semesta ini adalah air. Didalam
air itu terdapat telur keemasan yang sangat besar bagaikan gelembung raksasa.
Brahma lahir dari telur ini, karena kata Garbha berarti rahim maka Brahman
kemudian dikenal sebagai Hiranyagarbha.
Didalam telur yang maha
besar itu, diciptakanlah semua jenis alam semesta, dalam bentuk embrio. Disana
juga ada para dewa, raksasa, manusia dan berbagai makhluk ciptaan lainnya yang
diciptakan. Demikianlah awal mula terjadinya penciptaan alam semesta.
Akan tetapi pada akhir satu hari Brahma,
maka akan terjadi sebuah penghancuran minor. Dan ketika hari untuk Brahma tiba,
dan fajarnya menyingsing maka seluruh alam semesta ini akan diciptakan kembali
dalam bentuk yang masih segar. Proses penghancuran secara periodic seperti ini disebut
sebagai pemusnahan (Pralaya) dan penciptaannya kembali disebut sebagai
Pratisarga.
2)
Varaha
Kalpa
Pada akhir kalpa yang
lalu, terjadi sebuah penghancuran total dan seluruh alam semesta dipenuhi oleh
air. Pada saat itu Visnu kemudian mengambil wujud sebagai seekor babi hutan
yang sangat besar (Varaha). Setelah menemukan tempat bumi disembunyikan, maka
beliau kemudian mengangkatnya dan menaruhnya pada tempat yang sesuai maka
demikianlah bumi mulai mengapung di dalam air bagaikan sebuah perahu yang
sangat besar. Visnu juga mengangkat bagian-bagian dari bumi. Pegunungan yang
pada kalpa sebelumnya ada dibumi, telah dibakar habis oleh api pralaya. Maka
Brahma kemudian menciptakan air, api, udara, langit, penjuru arah, surga, samudra,
pegunungan dan pepohonan.
3)
Tentang
Yuga
Yuga itu dibagi
menjadia empat yaitu satya yuga, treat yuga, dvapara yuga dan Kali Yuga. Dalam
Satya Yuga tidak ada lagi konsep tentang Dharma dan Adharma karena semua orang
secara alami adalah orang-orang baik. Tidak ada kebencian maupun sifat iri
hati. Tidak ada yang perlu untuk diirihatikan karena semua makhluk berada pada
derajat yang sama dan seimbang.
Ketika waktu bergerak
pada masa Dvapara Yuga maka kekuatan mental yang dimiliki oleh orang-orang
mulai menyusut. Pada jaman Treta Yuga manusia menempuh jalan pengetahuan. Pada
jaman Treta orang-orang sudah mulai menjadi jahat. Mereka berebut untuk
memiliki sungai, daratan, pegunungan, pepohonan dan tanaman. Yang kuat menjadi
yang kuasa dan mereka yang kuasa saja yang berhak atas segala kekayaan.
Sedangkan yang lemah akan menderita.
Karena menderita oleh
kelaparan dan kehausan, maka umat manusia mulai menghadap Dewa Brahma untuk
mendapatkan sebuah solusi dari semua masalah mereka.maka Brahma kemudian
memerah bumi agar pepohonan, tanaman, dan berbagai jenisnya tumbuh kembali.
Untuk memastikan orang-orang tidak bertengkar lagi, maka Brahma kemudian
menetapkan aturan atau sikap kebajikan. Inilah kemudian dijabarkan dalam
Varnasrama dharma.
Orang-orang
diklasifikasikan ke dalam empat golongan atau Varna. Yang pertama adalah
Brahmana. Brahmana adalah orang yang dianggap memiliki pengetahuan tentang
sifat sejati Brahman, tugas utama mereka adalah melakukan upacara persembahan,
belajar kitab suci. Yang kedua adalah Ksatriya tugas utama mereka adalah
mengangkat senjata untuk melindungi mereka yang baik dan memberantas kejahatan.
Kelompok yang ketiga adalah Vaisya yang tugas utamanya adalah mengembangkan
pertanian, peternakan dan perdagangan.
Dan kelompok yang keempat adalah mereka yang masuk kedalam golongan
Sudra, yang melayani ketiga golongan sebelumnya dan juga berperan sebagai
penghibur atau seniman.
Brahma juga menetapkan aturan-aturan
yang harus dilakukan oleh empat asrama. Yang pertama adalah Brahmacarya
(tingkatan belajar ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan), yang kedua adalah
Grhasta (tahapan pelaku rumah tangga), yang ketiga adalah tahapan Vanaprastha,
dan yang keempat adalah Sannyasa (tahapan melakukan pertapaan).
4)
Yoga
Asal mula dari ajaran
yoga yang menyebar ke seluruh dunia diturunkan dari Dewa Siva sendiri. Secara
tata bahasa kata Yoga berarti kesatuan dan merupakan sebuah bentuk meditasi
yang mengajarkan tentang kesatuan antara Jiva individu (Atman) dan Jiva ilahi
(Paramatma). Yoga memiliki lima komponen utama yaitu Pranayama, Dhyana,
Pratyahara, Dharana dan Smarana (Dhyana).
Dalam seseorang melatih
Yoga maka akan ada berbagai jenis gangguan dan halangan yang merintangi
kemajuannya menuju hasil yang diinginkan. Halangan-halangan seperti ini disebut
sebagai Upasarga. Apabila Upasarga dapat ditaklukkan, maka seseorang yang
melatih Yoga akan mencapai berbagai jenis kekuatan batin yang dikenal dengan
sebutan Aisvarya (kekayaan). Kekuatan ini ada delapan jenisnya. Yang pertama adalah
Anima yaitu kekuatan yang memungkinkan seseorang mendapatkan apapun yang
diinginkannya secara seketika. Yang kedua adalah Laghima yaitu kekuatan yang
memungkinkan seseorang terbang atau berjalan di udara. Yang ketiga adalah
Prapti memungkinkan seseorang mendapatkan benda apapun yang ada di ketiga
dunia. Kekuatan yang keempat adalah Prakamya memungkinkan seseorang mendapat
segala jenis kekayaan yang ada di seluruh semesta.
Kekuatan yang kelima
disebut Mahima yaitu seseorang bisa berhubungan, berkomunikasi dengan segala
benda atau objek di seluruh semesta. Kekuatan yang keenam adalah Isitva yaitu
kekuatan untuk menciptakan kebahagiaan dan penderitaan diketiga dunia. Kekuatan
yang ketujuh adalah Vasitva yang memungkinkan seseorang untuk mengendalikan
semua makhluk dan benda. Dan kekuatan yang kedelapan adalah Kamavasayitva
memungkinkan seseorang bisa pergi kemanapun sekehendak hatinya.
5)
Tentang
Mimpi dan Pertanda
Mimpi dan pertanda
sering membantu seseorang untuk bisa menebak apa yang sekiranya akan terjadi
pada masa datang. Contoh mimpi dan pertandanya yaitu Jika matahari tampak lebih kecil maka orang
yang melihat itu tidak akan bisa hidup lebih dari sebelas bulan. Seseorang yang
bermimpi memuntahkan emas atau perak ditakdirkan tidak bisa bertahanlebih dari
sepuluh bulan, dan selain ini ada juga beberapa pertanda buruk lainnya. Dengan
keterangan ini, bukan berarti pertanda buruk seperti itu tidak bisa dihindari.
Akan tetapi cara yang terbaik untuk mengatasi pengaruhnya adalah dengan
mengucapkan pranava mantra “Om”.
6)
Tentang
Kalpa
Dalam satu kalpa
terdiri dari 4.320.000.000 tahun. Setiap kalpa
adalah satu hari Brahma dan seribu kalpa akan membentuk satu tahun Brahma.
Delapan ribu tahun itu membentuk satu Yuga untuk Brahma dan seribu yuga ini
disebut satu Savana. Dua ribu Savana
membentuk satu Trivrta dan sekian lamalah masa hidup Brahma.
7)
Brahma,
Visnu dan Siva
Pada akhir kalpa yang
terakhir, akan terjadi sebuah penghancuran minor dan seluruh dunia akan
dipenuhi dengan air dan hanya Visnu yang berbaring pada genangan bah itu,
dengan disokong oleh tudung ular maha besar, Ananta.
Ketika Visnu sedang tertidur seperti
itu, sebuah teratai tiba-tiba menjulur dari pusarnya. Maka Visnu mulai
memainkan teratai yang menjulur itu dan ketika ia sedang asyik mempermainkan
teratai, maka datanglah Brahma.
“Sipapakah anda dan mengapa anda duduk
diatas air seperti itu?” Tanya Brahma.
“Aku adalah Visnu dan aku adalah
penguasa semuanya” jawab Visnu.
“Bagaimana mungkin anda menjadi penguasa
semuanya?” Tanya Brahma. “Aku adalah penguasa segalanya yang ada di seluruh
alam semesta. Apa yang akan ada diseluruh alam semesta sudah ada di dalam
perutku. Jika anda tidak percaya, anda bisa masuk ke dalam perutku dan melihat
sendiri kebenaranya.”
Keingintahuan Visnu
mulai terbangkitkan dan ia mulai memasuki perut Brahma. Di dalam perut itu, ia
sangat heran ketika melihat seluruh alam dan benda yang ada di semesta terlihat
disana. Visnu menghabiskan waktu seribu tahun berada di dalam perut Brahma,
hingga akhirnya ia keluar melalui mulut Brahma.
Visnu kemudian berkata demikian pada
Brahma, aku melihat berbagai benda yang mengagumkan dalam perut anda. Akan
tetapi aku juga bisa melalukan hal yang sama. Mengapa anda tidak masuk saja ke
dalam perutku? Aku juga bisa memperlihatkan berbagai jenis alam disana.”
Brahma kemudian
memasuki perut Dewa Visnu dan melihat berbagai jenis alam disana. Sementara
itu, Visnu menutup seluruh jalan keluar dari seluruh tubuhnya hingga Brahma
tidak bisa menemukan jalan keluar. Akhirnya ia mengecilkan tubuhnya dan keluar
melalui pusar dewa Visnu, dengan memanjat pohon teratai dan duduk di atas
bunganya. Karena sebuah teratai disebut sebagai Padma dan yoni berarti tempat kelahiran,
maka Brahma kemudian di kenal sebagai Padmayoni.
Ketika semua itu sedang
berlangsung, datanglah Dewa Siva. Karena cepatnya kedatangan Beliau hingga
terjadi goncangan gelombang yang sangat hebat. Brahma pun bertanya kepada
Visnu, siapakah yang menguncangkan air itu. Visnu kemudian memberitahu Brahma
bahwa makhluk itu tiada lain adalah Siva, sang penghancur.
Madhu dan Kaitabha
Setelah kepergian Siva,
maka muncullah dua raksasa bersaudara yang bernama Madhu dan Kaitabha. Madhu
dan Kaitabha membuat kerusuhan. Mereka menghancurkan bunga teratai yang tumbuh
di pusar Visnu. Kemudian mereka bahkan berusaha untuk menelan dewa Brahma.
sedangkan pada waktu itu Visnu telah tertidur lagi maka Brahma kemudian
membangunkannya.
“Mohon selamatkanlah
aku dari raksasa-raksasa ini,” demikianlah Brahma memberitahu Visnu. Maka Visnu
kemudian menciptakan dua makhluk dari mulutnya. Kedua makhluk ini dinamakan
Visnu. Perang yang dilakukan untuk membunuh dua raksasa ini menelan waktu
seratus tahun. Lemak dari mayat kedua raksasa itu membentuk bumi. Oleh karena
itulah bumi juga dikenal dengan Medini.
8)
Rudra
Siva telah berjanji
bahwa beliau akan lahir sebagai putra Brahma. Dan untuk memenuhi tujuannya itu,
Brahma mulai bermeditasi. Ketika ia sedang bermeditasi, tiba-tiba seorang putra
muncul dipangkuannya dan anak itu mulai menangis dengan amat keras. Karena anak
tersebut tetap menangis maka ia dinamakan Rudra.
Akan tetapi anak itu
tetap menangis dengan mengatakan bahwa ia menginginkan nama yang kedua. Ini
berlangsung hingga tujuh kali. Maka demikianlah Brahma mulai memberikan tujuh
nama yang berbeda yaitu Bhava, Siva, Pasupati, Isa, Bhima, Ugra, dan Mahadeva.
Brahma kemudian
memberitahukannya tentang delapan wujud yang berbeda yang dimilikinya, bahwa ia
akan tinggal di matahari, bumi, air, api, udara, langit, tubuh para Brahmana,
dan bulan.
9)
Daksa
Daksa mempunyai putri
yang bernama Sati. Sati menikah dengan Siva. Demikianlah Daksa menjadi mertua
Siva. Akan tetapi sebagai menantu, Siva tidak pernah memperlihatkan sikap
hormat kepada Daksa atau hanya dirasakan oleh Daksa. Misalnya Siva tidak pernah
menunduk dihadapan Daksa. Pada suatu kesempatan, Daksa mengundang semua
putrinya untuk datang kerumahnya. Satu-satunya yang tidak di undang adalah
Sati.
Akan tetapi meski tidak
di undang, Sati tetap saja pergi ke rumah ayahnya. Ketika Sati di rumah ayahnya
dia di acuhkan oleh ayahnya.
“Ayahanda, mengapa anda memperlakukan
aku seperti itu?” Tanya Sati. Bagaimanapun juga aku adalah putri tertuamu.”
“Mungkin itu benar, jawab Daksa. Tetapi
lihat kelakuan suamimu. Ia jauh lebih rendah dan hina dari pada
menantu-menantuku yang lain.”
Sati menjadi sangat marah atas kata-kata
itu.
“Suamiku dan aku tidak pernah melakukan
dosa” katanya pada ayahnya. “akan tetapi anda telah menghina kami. Aku
berhutang tubuh ini kepada anda. Tetapi aku tidak ingin lagi memiliki tubuh
yang karenanya aku berhutang pada anda.”
Setelah berkata
demikian, Sati mulai melakukan Yoga. Karena kuatnya kekuatan meditasinya, maka
sebuah api yang besar muncul dan membakar tubuh fisiknya menjadi abu. Dewa Siva
mengetahui hal ini dan menjadi murka karenanya. Dia pun mengutuk Daksa untuk
lahir ke bumi. Ia terlahir sebagai putra Marisa.
Suatu ketika Daksa melaksanakan
upacara persembahan, semua Dewa dan Rsi di undang. Dan satu-satunya yang tidak
hadir adalah Siva bersama permaisurinya. Rsi Dadhica memprotes Daksa atas tidak
dihadirkannya Siva di upacara itu. Dan terlebih lagi, ia menjamin Daksa bahwa
dengan perbuatannya itu maka upacara yang dilakukannya akan mengalami
kegagalan.
Karena Siva dan Parwati
tidak di undang, maka Siva kemudian menciptakan sesosok raksasa dari mulutnya.
Raksasa itu dinamakan Virabhadra. Virabhadra disuruh untuk menghancurkan Yajna
yang dilakukan Daksa. Virabhadra dibantu oleh seorang Dewi untuk membantu
Virabhadra untuk membantu tugasnya. Dewi ini dinamakan Bhadrakali.
Pasukan yang menakutkan ini kemudian
menyerang rumah Daksa dan menghancurkan. Sementara itu para Dewa dan Rsi yang
telah datang ke upacara itu tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Daksa berusaha melarikan diri akan tetapi
Virabhadra menariknya dan memenggal kepalanya dengan sebilah pedang.
Para Dewa dan Rsi mulai
memohon kepada dewa Siva. Karena berkenan oleh doa-doa mereka, dewa Siva
kemudian menampakkan diri dan
memperbaiki semuanya beliau mengembalikan semuanya seperti semula dan beliau
juga menghidupkan kembali Daksa yang kemudian memohon serta berdoa kepada dewa
Siva. Maka demikianlah dewa Siva mendapatkan kembali kehormatannya.
10) Geografi
Svayambhuva Manu
memiliki dua orang putra yang bernama Priyavrata dan Uttanapada. Priyavrata
memiliki seratus orang anak. Sepuluh diantaranya dinamakan Agnidhra, Vapusmana,
Medha, Medhatithi, Vibhu, Jyotismana, Dyutimana, Havya, Savana, dan Sarwa.
Ketika Priyavrata memutuskan untuk mengasingkan diri kedalam hutan, maka ia
kemudian membagi kerajaannya kepada ketujuh putranya. Dan tiga dari sepuluh
anak Priyavrata tidak berminat untuk memerintah. Oleh karena itu mereka
kemudian memilih pergi ke hutan untuk bermeditasi.
Agnidhra yang memerintah di Jambudvipa memiliki
Sembilan orang putra. Mereka adalah Nabhi, Kimpurusa, Hari, Ilavrata, Ramya,
Harinmana, Kuru, Badrasva, dan Ketumala. Nabhi mewarisi wilayah yang membentang
menuju ke selatan Himalaya. Kimpurusa mendapatkan Hemakutavarsa, Hari
mendapatkan Naisadhavarsa, Ramya
mewarisi Nilavarsa, Harinmana mewarisi Svetavarsa, Bhadrasva mendapatkan Malyavanavarsa
dan Ketumala mendapatkan Gandhamadanavarsa. Ilavrata mendapatkan wilayah yang
berada di sekitar gunung Sumeru dan Kuru mendapatkan wilayah utara gunung
Srngavana.
Nabhi memiliki seorang anak yang bernama
Rsabha dan putra dari Rsabha ini adalah Bharata. Setelah masa pemerintahan
Bharata maka wilayah yang pernah dikuasai oleh Nabhi kemudian di kenal dengan
Bharatavarsa.
Gunung Sumeru adalah
pegunungan yang sangat tinggi dan berlimpah dengan harta di dalamnya. Puncak
gunung pada permukaan yang ada di timur
berwarna putih diasosiasikan dengan para Brahmana. Sedangkan di utara
berwarna merah diasosiasikan dengan para ksatrya. Puncak yang ada di selatan
berwarna kuning diasosiasikan dengan para Vaisya. Sedangkan yang berada di
barat berwarna keabu-abuan diasosiasikan dengan para Sudra.
11) Astronomi
Bumi ini terbuat dari
lima elemen utama. Kelima elemen yang dimaksud adalah tanah, angin, langit, air
dan energi. Selain itu ada juga alam yang berada di bawah tanah (patala).
Alam-alam ini adalah Atala, Sutala, Vitala, Gabhastala, Mahatala, Sritala, dan
Patala. Tanah yang ada di Atala berwarna hitam, Atala dipimpin oleh seorang
asura bernama Namuci. Di Sutala berwarna pucat, Sutala dipimpin oleh seorang
asura yang bernama Mahajambha. Vitala tananya berwarna merah, Vitala dipimpin
oleh asura bernama Prahlada. Di Gabhastala berwarna kuning, dipimpin oleh
seorang asura bernama Kalanemi. Di Mahatala berwarna putih, dipimpin oleh
seorang asura bernamaVirocana. Di Sritala kebanyakan terdiri dari bebatuan dan
karang, dipimpin oleh seorang asura bernama Kesari dan di Patala tanahnya
berlapis emas, dan dipimpin oleh seorang asura bernama Vali.
Sebagaimana tujuh loka
yang membentuk wilayah bawah tanah, ada tujuh loka lain yang membentuk alam
atas. Jadi secara keseluruhan alam semesta ini terdiri dari empat belas loka.
Tujuh loka bawah dan ditambah tujuh loka atas yaitu Bhuhloka, Bhuvarloka,
Svarloka, Mahaloka, Janaloka, Tapoloka, dan Satyaloka.
12) Kisah Tentang Leher Dewa Siva yang
Berwarna Biru
Pada suatu masa, para
dewa dan asura berkerjasama untuk mengaduk samudra (samudra manthana) untuk
mendapatkan Amrita (minuman keabadian) dari hasil pengadukan lautan yang amat
luas itu. Akan tetapi ketika proses pengadukan itu dimulai, beberapa racun yang
sangat berbahaya muncul dan ini membuat para dewa dan asura ketakutan melihat
keganasan racun itu, dan mereka berfikir pasti racun itu akan menghancurkan
mereka semua. Oleh karena itu kemudian mereka lari kepada Brahma untuk meminta
bantuan.
Karena Brahma tidak
bisa menolong mereka, maka Brahma menyuruh mereka untuk berdoa dan memohon
bantuan kepada Siva. Dan Siva pun muncul, kemudian beliau menelan semua racun
itu, akan tetapi karena terlalu hebatnya kekuatan racun itu maka leher dewa
Siva dibuat menjadi biru. Maka saat itulah Siva dikenal bergelar Nilakantha.
13) Vedavyasa
Ketika
jaman Dvapara yuga tiba, Brahma memperhatikan bahwa orang-orang mulai telah
menjadi jahat dan tidak lagi memperhatikan ajaran Veda. Perlahan-lahan mereka
rmembagi kitab Veda itu menjadi beberapa bagian sehingga kebajikan dan
kebijaksanaan dapat menyebar kepada orang-orang. Dewa Brahma kemudian
memerintahkan Krsna Dvaipayana Vedavyasa untuk membagi kitab Veda menjadi empat
bagian.
Vedavyasa
memiliki lima orang siswa. Mereka adalah Jaimini, Sumantu, Vaisampayana, Pailah
dan Lomaharsana. Empat bagian dari Veda yang amat terkenal yaitu Rg Veda, Sama
Veda, Yayur Veda, dan Atharwa Veda. Rsi Paila diajarkan Rg Veda, Jaimini
mendapatkan Sama Veda, Vaisampayana Yayur Veda dan Sumantu mendapatkan Atharwa
Veda. Vaisampayana menyusun enam puluh enam samhita dan mengajarkannya kepada
murid-muridnya. Murid-muridnya ini kemudian di kenal dengan para Caraka.
14) Manvantara
Dalam Manvantara ini
Lomaharsana bercerita kepada para Rsi tentang isi dari Manvatara tersebut, yang
isinya ada empat belas Manu, diantaranya: Manu yang pertama adalah Svayambhuva
Manu, Manu yang kedua adalah Svarocisa, Manu yang ketiga adalah Uttama, Manu
yang keempat adalah Tamasa, Manu yang kelima adalah Raivata, Manu yang keenam
adalah Caksusa, Manu yang ketujuh adalah Vaivasvata, Manu yang kedelapan adalah
Savarni, Manu yang kesembilan adalah Merusarvani atau Daksasavarni, Manu yang
kesepuluh adalah Dharmasarvani, Manu yang kesebelas adalah Bhavasavarni, Manu
yang kedua belas adalah Rtasavarni, Manu yang ketiga belas adalah Rouchya, Manu
yang keempat belas adalah Bhoutya.
15) Vena Dan Prthu
Disini isinya tentang
silsilah keturunan dari Manu yang keenam yaitu Caksusa. Caksusa memiliki buyut
yang bernama Vena. Namun Vena adalah anak yang memiliki kecendrungan yang
buruk, karena ibu Vena Sunitha yaitu putri dari Mrtyu. Mrtyu adalah orang
jahat, bahkan semenjak lahirnya Vena cenderung bergaul dengan kakeknya,
sehingga ia mendapat pengaruh buruk darinya. Ketika menjadi raja ia menekan
semua rakyatnya yang membuat para Rsi tidak memiliki pilihan lain selain membunuh
Vena. Setelah Vena dibunuh kemudian para Rsi memukuli tubuh Vena sampai dengan
tangannya untuk mendapatkn seorang keturunan dari Vena untuk dijadikan
pengganti Raja di kerajaan Vena. Dari tangan Vena itulah lahir Prthu dengan
mengenakan baju pelindung yang tak terkalahkan. Tubuh Prthu sangat cemerlang
sehingga ia tampak bersinar bagaikan cahaya matahari. Prthu juga berhasil
memerintah kerajaan di seluruh dunia dengan adil dan bijaksana sehingga seluruh
rakyatnya sejahtera dan tentram.
Pada masa ini Brahma
kemudian melakukan Yadnya. Dari Yadnya itulah lahir para Suta dan Magadha.
Mereka merupakan hasil perkawinan silang antara para kasta. Para Rsi pun
meminta para Suta dan Magadha menyusun puisi untuk mengagung-agungkan Raja
Prthu.
Akan tetapi rakyat dari
Prthu tidak memiliki pekerjaan. Sehingga rakyat meminta bantuan kepada Raja
Prthu. Prthu kemudian member usul untuk membuat bumi menjadi datar. Bumi pun
mendengar rencana itu dan ketakutan. Bumi pun berubah wujud menjadi seekor sapi
dan melarikan diri. Prthu yang mengetahui hal itu sangat marah dan ia mengejar
bumi dengan membawa anak panah.
Akhirnya bumi meminta
pertolongan kepada Prthu, “mohon jangan bunuh aku, aku adalah seorang wanita.
Membunuh wanita adalah sebuah kejahatan, selain itu juga kalu kamu membunuhku
bagaimana cara rakyatmu mendapatkn nafkah? Aku punya ide lain. Aku telah
mengambil wujud menjadi seekor sapi, maka sebaiknya perahlah aku dan tujuanmu
akan tercapai.” Kata bumi. Dari peristiwa itulah bumi kemudian dikenal sebagai
Prthivi.
16) Para Praceta
Pracinavarhi adalah
buyut dari Prthu. Pracinavari kemudian menikah dengan Savarna, putrid dari
Samudra. Mereka memiliki sepuluh orang putra yang dikenal sebagai para Praceta.
Para Praceta sangat senang bermeditasi.
Pada suatu hari mereka
dicalonkan untuk memerintah seluruh dunia. Akan tetapi selama masa
pemerintahannya itu mereka tidak melakukan tugasnya, melainkan hanya
bermeditasi saja. Sehingga bumi menjadia hutan yang leaba, dan angin tidak bisa
berhembus dengan leluasa. Selama sepuluh tahun para Praceta bermeditasi maka
selama itu pula rakyat mereka menderita.
Keadaan yang demikian
didengar oleh para Praceta yang membuat mereka sangan marah. Kemudian mereka
mengeluarkan api dari mulutnya dan membakar semua pohon yang tumbuh. Soma
sebagai dewa dari pepohonan pun berusaha menenangkan para Praceta. Soma
menawarkan putri dari pohon yang bernama Marisa sebagai istri dari para
Praceta.
Mak sepuluh Praceta
ittu kemudian menikah dengan Marisa dan lahirlah seorang anak yang bernama
Daksa.
17) Keturunan Daksa
Mengenai keturunan
Daksa yang dibahas ini berbeda dengan di dalam bagian penciptaan. Disini Daksa
menikah dengan Asikni yang dimiliki seribu orang putra yang dinamakan para
Haryasva. Akan tetapi Rsi Narada membujuk para Haryasva untuk meninggalkan
urusan duniawi dan pergi kehutan. Maka demikianlah para Haryasva meninggalkan
keduniawian dan pergi kehutan untuk meditasi.
Daksa dan Asikni kemudian
memiliki seribu orang putra lagi yang dikenal sebagai Savalasva. Akan tetapi
Narada kembali berhasil membujuk mereka untuk pergi kehutan dan melakukan
meditasi.
Setelah itu Daksa dan
Asikni memiliki enam puluh orang putri. Sepuluh diantaranya dinikahi Dharma.
Dua puluh tujuh putrinya dinikahi oleh Dewa bulan, Candra. Sedangkan empat
belas putri Daksa dinikahi oleh Rsi Kasyapa dan semua mahluk yang ada di alam
semesta ini adalah keturunan dari Kasyapa.
Sementara itu Surabhi
berhasil menyenangkan dewa Siwa dengan melahirkan sebelas Rudra. Ia juga
menjadi ibu dari para kuda, sapi, kerbau dan semua hewan berkaki empat lainnya.
Surabhi juga sebagai ibu dari sebelas Rudra dalam Vayu Purana.
18) Putra-Putri Diti
Putra-putri Diti dikenal
dengan sebutan para asura. Diti memperhatikan Putra-putrinya dan keturunannya
senantiasa menderita. Maka Diti berusaha untuk menyenangkan dan memuaskan
Kasyapa.hingga akhirnya Kasyapa terpuaskan dan berkenan memberikan sebuah
anugrah kepada Diti yaitu seorang putra yang bisa membunuh Indra. Kasyapa pun
mengabulkan keinginan Diti meskipun dengan terpaksa.
Sekarang sepuluh tahun
telah berlalu. Pada saat itulah Diti melakukan kesalahnya. Dia begitu lelah
sehingga tertidur sangan lelap. Saat itulah juga Indra bisa menangkap
kesempatan, untuk masuk kedalam tubuh Diti, kemudian masuk ke rahimnya. Di
dalam rahim Ditilah Indra memotong-motong janin yang ada dalam rahim Diti.
Sampai akhirnya diti terbangun dan memohon untuk tidak membunuh putra-putrinya,
dan Indra pun menyetujuinya. Maka lahirlah anak-anak itu dan diberi nama
Maruta. Atas berkah dan anugrah Kasyapa maka mereka menjadi sahabat sejati Dewa
Indra dan senantiasa menemaninya.
19) Anak-Anak Kasyapa Yang Lain
Disini dikisahkan
tentang istri Kasyapa yang lain yaitu Danu. Danu memiliki putra-putra yang
dikenal dengan gelar sebagai para danawa(hantu).
Muni melahirkan para
penyanyi kahyangan dan penari surga. Vinata memiliki dua orang putra dan satu
orang putri yang menjadi ibu dari para burung. Kadru melahirkan para ular naga.
Khasa melahirkan dua orang putra yang keduanya memiliki penampakan yang buruk.
Susara melahirkan para raksasa jenis yang lain. Krodavasa melahirkan para
hantu. Sedangkan keturunan Tamra adalah binatang-binatang buas.
20) Tentang Para Leluhur
“Siapakah
yang dimaksud para leluhur?” Tanya para Rsi. Kemudian Lomaharsana pun
menceritakan sebuah kisah.
Ketika pertama kali
Brahma mulai melakukan penciptaan, para dewa dilahirkan pertama kali. Kemudian
para dewa juga melakukan penciptaan sendiri-sendiri. Mereka pun mulai mengajarkan
penciptanya itu yg disebut sebagai Bapa (Pita). Maka mahluk-mahluk ciptaan Dewa
dikenal sebagai para Pitras (leluhur).
21) Keturunan Dinasti Surya
Dewa Matahari, Surya
dilahirkan sebagai putra dari Kasyapa dan Aditi. Surya lahir dari sebuah telur.
Setelah telur itu lahir, ia dikenal sebagai nama Martanda. Sebagai Martanda,
Surya menikah dengan Samjna. Mereka memiliki dua orang Putra dan seorang Putri.
Akan tetapi karena saking kuatnya sinar yang dipancarkan oleh tubuh Surya, ini
membuat Samjna tidak tahan memandangi suaminya. Kemudian dia menciptakan
seorang wanita yang sama précis dengan dirinya, wanita ini kemudian dimanakan
Chaya (bayangan).
Sementara itu, Surya
tidak menyadari bahwa Samjna yang telah menjelma menjadi seekor kuda betina
digantikan oleh Chaya. Dan selama bersama Chaya, Surya telah memiliki dua orang
putra dan satu orang putri. Chaya tampak lebih perhatian kepada putra putrinya
ketimbang putra putri Samjna. Karena hal itu, anak dari Samjna, yaitu Yama
menendang Chaya, dam ia pun dikutuk. Yama pun memberitahu Surya dengan gaya
kekanak-kanankannya. Tapi benarkah tindakan seorang ibu menguttuk anaknya?
Surya pun mencari
Samjna dan mengetahui bahwa istri berada di kerajaan Uttarakuru. Surya pun ikut
menjelma menjadi seekor kuda jantan dan kembali bergabung dengan istrinya.
Mereka kemudian memiliki dua orang anak yang lahir dengan wujud kuda, mereka
menjadi tabib dari para dewa.
Raja-raja dinasti Surya
adalah kturunan dari Ikavaku. Dan dalam generasi inilah lahir Sri Rama yang dikenal
dalam kisah Ramayana.
22) Dhundhu
Dalam salah satu garis
keturunan Surya adalah Vrhadasva. Setelah cukup umur Vrhadasva pun mengundurkan
diri kedalam hutan bersama istrinya, namun Ytanka meminta agar Vrhadasva tidak
pergi kehutan dulu kerena didalam pertapaannya di pinggir lautan sering
didatangi oleh seorang raksasa yang menakutkan bernama Dhundhu. Maka Vrhadasva
pun menyerahkan anaknya yang bernama Kuvalasva karena ia yakin anaknya akan
mampu menghancurkan raksasa itu.
Demikianlah Kuvasalva
ikut bersala para Rsi ke pinggir lautan untuk mencari raksasa yang bernama
Dhundhu. Dhundhu pun mengetahui hal itu dan mengeluarkan angin topan yang
dasyat dan mengeluarkan pasukan raksasa untuk menyerang Kuvalasva. Semuasemua
saudara-saurada Kavalasva tewas. Akan tetapi Dhundhu sama sekali tidak bisa
melukai Kavalasva. Dan pada akhirnya ia bisa mengalahkan sang raksasa hingga
mendapat gelar Dhundhumara.
23) Trisanku
Kisah ini berawal dari
generasi Surya, yaitu seorang raja yang bernama Trayaruna. Putranya bernama
Satyavrata, dan memiliki kekuatan yang sangat hebat. Akan tetapi ia melakukan
banyak sekali dosa. Hingga akhirnya ia dibuang oleh ayahnya yang didukung pula
oleh rsi Vasistha.
Pada suatu hari rsi
Visvamitra pergi ke pinggir samudra untuk melaksanakan tapabrata. Dan selama
itulah keluarganya hidup mlarat. Namun Satyavratalah yang menolong kluarga dari
rsi Visvamitra dengan hasil berburunya.
Suatu hari Satyavrata
ingat bahwa rsi Vasistha memiliki sapi. Ia pn mengambil sapi itu untuk dimakan
bersama keluarga Visvamitra karena ia membenci rsi Vasistha yang telah
menyetujui keinginan ayahnya untuk membuang dirinya.
Mengetahui hal itu rsi
Vasistha pun sangan marah karena Satyavrata telah melakukan tiga (tri)
kesalahan yaitu telah mencuri barang milik orang lain, telah membuat
penderitaan pada kedua orang tuanya dan telah mencuri dan membunuh sapi milik
rsi Vasistha. Maka sri Vasistha mengutuk Satyavrasta akan dikenal bernama
Trisanku.
Meskipun tidak
disetujui oleh rsi Vasistha, namun Visvamitra tetap melakukan penobatan
terhadap Trisanku. Dengan kekuatannya yang sangat hebat maka ia mengirim
Trisanku kesurga dengan tubuh fisiknya. Inilah kesaktian yang sangat
mengagumkan sehingga setiap orang yang mendengarkan pasti kagum.
24) Sagara
Ini dikisahkan dari
seorang raja yang bernama Vahu . Vahu adalah seorang raja yang sangat senang
mengumpulkan kekayaan hingga ia tidak menghiraukan kerajaannya. Sehingga
musuh-musuhnya dengan mudah memanfaatkan kelemahannya. Maka Vahu bersama
istrinya melarikan diri kehutan. Vahu dengan keadaannya yang tua dan shock
ketika harus kehilangan kerajaannya, sehingga ia meninggal didalam hutan.
Istri Vahu yang bernama
Yadavi memutuskan untuk membakar dirinya pada saat pembakaran mayat suaminya.
Akan tetapi rsi Ourva menengahinya, karena di dalam rahim Yadavi terdapat janin
yang nantinya akan dapat mengalahkan musuh-musuh ayahnya.
Yadavi pun tidak jadi
melakukan bunuh diri. Ia mulai tinggal di petapaan sang rsi. Tidak berapa lama
ia pun melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan bersamaan dengan
munculnya racun (gara). Dan kata Sa berarti barsatu dengan, maka bayi itu pun
diberi nama Sagara.
25) Garis Keturunan Candra Vamsa
Candra putra dari rsi
Atri yang sangat skti. Dari kesaktian yang dimiliki rsi Atri terlahirlah Candra
melalui kekuatan energy yang diserap oleh para dewi yang berkuasa di sepuluh
perjuru alam. Brahma menberikan kereta yang ditarik oleh seribu kuda yang
berbulu putih kepada Candra. Candra pun berkeliling dengan menggunan kreta
tersebut sehingga membuat energya berjatuhan kebumi. Inilah yang menjadi asal
dari tumbuh-tumbuhan.
Candra kemudian
melakukan upacara istimewa. Keberhasilan yadnya tersebut membuat Candra
berubah. Candra memiliki dua puluh tujuh istri dan memculik Tara. Dari
peristiwa tersebut maka terjadilah perang antara dewa dan raksasa yang berpihak
pada Candra. Akhirnya Brahma menengahi permasalahan. Kemudian Candra pun mau
mengembalikan Tara kepada rsi Brhaspati.
Akan tetapi selama
bersama Candra. Tara telah memiliki anak bernama Budha. Budha pun menikah
dengan Ila putri dari Vaivasvata Manu dan memilki anak bernama Pururava yang
menjadi generasi Puru.
26) Pururava Dan Uruvasi
Pururava adalah seorang
raja yang baik yang melakukan banyak yadnya. Ia memerintah di bumi dengan baik.
Urvasi adalah seorang apsar yang cantik dan ketika bertemu Pururava langsung
jatuh cinta. Pururava pun meminta kepada Urvasi untuk menikah dengannya. Urvasi
pun menyetujuinya dengan syarat meletakkan dan menjaga doa domba kesayangannya
di dakat ranjangnya. Pururava pun menyetujui persyaratan yang aneh itu.
Kemudian mereka hidup berbahagi selama beberapa tahun
Akan tetapi para
penghuni kahyanagan kesepian dengan tidak adanya Urvasi disana. Maka mereka pun
merencanakan hal licik dengan mengambil dua domba kesayangan Urvasi. Urvasi pun
kembali ke kahyangan. Pururava kemudian mencari damba tersebut dan di
temukannya. Akan tetapi Urvasi telah meninggalkannya. Hingga pada suatu hari ia
bertemu lagi denga Urvasi. Setelah terjadi percakapann maka Urvasi kembali lagi
bersama Pururava, Devayani dan Sarmistha. Dalam kesehariannya Yayati lebih
menyayangi Sarmistha. Maka dari itu Devayani pun mengutuk Yayati mengalami usia
tua tidak pada waktunya.
Yayati pun hidup
menderita. Ia pun meninta kepada keempat anaknya, untuk memberikan usia medanya
padanya. Namun anaknya tidak ada yang mau memberikannya. Hal itu membuat Yayati
marah dan mengutuk anaknya, bahwa semua keturunannya tidak aka nada yang
menjadi raja. Hanya Purulah yaitu salah satu dari kelima anaknya yang mau
memberikan usia mudanya pada ayahnya. Dan Yayati pun memberkati Puru dan
mengambil usia muda ananya itu.
Setelah Yayati puas menikmati
kemewahan hidupnya, ia pun merasa lelah. Ia kemudian mengembalikan masa muda
anaknya dan mengambil masa tuanya kembali, ia oun mengasingkan diri ke hutan.
Semua harta yang dimiliki Yayati kemuadian di bagi-bagikan kepada semua
anak-anaknya.
27) Kartavirya Arjuna
Tersebutlah ada seorang
raja yang bernama Kartavirya dan memiliki seorang anak yang bernama Kartavirya
Arjuna.
Arjuna adalah seorang
petapa yang sangan sakti, sehingga di dalam petapaannya ia berhasil
menyanangkan rsi Dattatreya dan mendapat empat anugrah. Anugrah yang pertama,
Arjuna diberi kan memiliki tangan seribu. Anugrah yang kedua adalah ia mendapat
kekuatan bujukan yang memungkinkan orang jahat kembali kejalan yang benar.
Anugrah yang ketiga, adalah ia akan berhasil menaklukkan seisi bumi dan
memerintah sesuai dengan ajaran Dharma. Dan anugrah yang keempat, adalah ia
akan mendapatkan kematiannya dari seseorang yang jauh lebih unggul darinya dari
segala hal.
Kartivirya Arjunan pun
memerintah kerajaannya dengan sangat bijaksana. Namun pada suatu hari Surya
meminta untuk memberikan makanan padanya dengan cara membakar semua isi alam
semesta, dengan senjata-senjata yang yang sangan dasyat. Salah satu senjata itu
adalah panah yang memiliki anak panah yang tidak bisa habis dan ujung anak
panah itu apabila dikeluarkan akan menghasilkan bara api yang sangat dasyat.
Adalah putra dari
Varuna yang bernama Vasistha yang sangat sakti dalam bertapa. Mengetahui hal
yang dilakukan oleh Arjuna maka ia sangat marah sekali dan mengutuk Arjuna.
Kutukan itu adalah bahwa tidak akan ada yang memakai nama Arjuna. Apabila nanti
ada yang menggunakan nama Arjuna yaitu salah satu dari Pandawa putra dari dewi
Kunti, ia pun tidak akan pernah menjadi raja. Dan Arjuna akan dibunuh oleh
Parasurama. Akhirnya Kartavirya arjuna pun di bunuh oleh Parasurama yaitu
adalah reinkarnasi dari Visnu.
28) Para Dewa Dan Asura
Para Asura dan Para
Dewa senantiasa tidak pernah akur. Dalam segala kesempatan mereka selalu
berperang. Namun selama itu pula para Asura selalu dapat dikalahkan oleh para
Dewa.
Kemudian para Asura
pergi kepada gurunya yang bernama Sukaracarya dan menceritakan semuanya.
Kemudian Sukaracarya miminta bantuan kepada Siva, dan ia pun disuruh bertapa
selama sepuluh ribu tahun. Selama itu pula Brhaspati menyamar menjadi guru para
Asura dan Asura pun tidak menyadarinya.
Setelah Sukaracarya
kembali, maka para Asura pun bingung karena mereka sama sekali tidak dapat
dibedakan. Dalam hal yang demikian para Asura memilih Sukaracarya yang palsu.
Dan Sukaracarya pun kecewa terhadap para Asura. Para Asura yang mengetahui
kesalahannya itu pun berusaha untuk menyenangkan gurunya kembali. Akan tetapi
karena kesalahan yang dilakukannya itu para Asura tidak dapat mendapatkan
kekuatan yang akan didapatkan dari gurunya selama sepuluh ribu tahun dari Siva.
29) Inkarnasi-Inkarnasi Dari Dewa Visnu
Karena kutukan dari rsi
Bhrgu, maka Visnu harus lahir beberapa kali di bumi yang dikenal dengan Avatara.
Vayu Purana memberikan sepuluh inkarnasi dari Visnu, diantaranya:
(1)
Matsya Avatara (dalam wujud ikan)
(2)
Narasima (dalam wujud manusia berkepala
singa)
(3)
Vamana (dalam wujud manusi cebol)
(4)
Dattatreya (dalam wujud seorang Rsi)
(5)
Bhavya
(6)
Parasurama
(7)
Rama
(8)
Vedavyasa
(9)
Krsna
(10)
Kalki
4.
NILA-NILAI
DALAM CERITA
Adapun nilai-nilai yang terkandung
dalam cerita di atas yaitu :
1)
Nilai Theologi yaitu dalam cerita-cerita
yang ada dalam Vayu purana ini disebutkan mengenai keyakinan bahwa Brahman
sebagai awal dari segalanya dan keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa dalam
manifestasinya sebagai Brahma, Visnu dan Siva (pencipta, pemelihara dan
pelebur).
2)
Nilai Religius yaitu adanya pemujaan
terhadap Siva dalam bentuk upacara yang dilaksanakan di Gunung Himalaya.
3)
Nilai Kesetiaan dan Kasih sayang,
seperti pada cerita Daksa. Dimana Sati atau parvati rela bertapa agar dia bisa
meninggalkan badan wadagnya demi Dewa Siva. Karena Sati tidak tahan
mendengarkan penghinaan ayahnya (Daksa) terhadap suaminya (Dewa Siva).
4)
Nilai Persahabatan yaitu pada cerita
putra-putri Diti. Dimana antara Diti dan Indra awalnya terjadi suatu
perselisihan, dan Diti ingin sekali membunuh Indra. Namun akhirnya antara Indra
dan Diti terjalin suatu persehabatan.
5)
Nilai Keserakahan yaitu dapat kita petik
nilai keserakahan dari cerita Sagara. Dimana raja Vahu sangat terobsesi
terhadap kekayaan. Sampai dia rela menyerahkan kerajaanya demi kekayaan yang
lebih banyak.
Om swastyastu, SUksma telah memposting Vayu Purana. Mudahan dapat diposting juga purana purana yang lain. Pekaryang pinih mautama, lanturang.
BalasHapusTityang I Ketut Puspa Adnyana ring Kendari
puspaswaran@gmail.com
ijin dengan bentuk makalah ada ya
BalasHapus